Kamis, 17 Maret 2011

Tentang Cinta yang Ada Di Ujung Tanya

lukisan by google


Tentang Cinta yang Ada Di Ujung Tanya

Pada hujan, kubiarkan roh-ku berbasah basah menyusuri rimba belantara jiwa. Segala pandang, yang kulihat bunga-bunga mawar merekah, kelopak indahnya tersenyum saat aroma wangi bunga terbawa bayu.

Lembut kusentuh benang sarinya; sambil bertanya gerangan apa yang dia rasa tentang cinta. Hujan kian deras, butir-butir air menerpa tubuh mawar, melayuk ; seakan berkidung

“Aku ingin mencintai!, dengan cinta akan kuberikan wangi pada kupu,kumbang,dan kubiarkan angin mencium segenap rasa, lalu memyebarkan wangi pada manusia.

Aku tidak mau dicintai!, kala senyum rekah, atas nama cinta manusia memetikku, menciumku sebelum akhirnya menaruh tubuhku pada vas penuh tirta, namun tidakkah dia tahu, atas nama cinta, esok aku layu, dan mati.

Ya! Wahai roh yang mengembara! Aku tidak ingin dicintai, kecuali mencintai! Selayaknya purnama memberi cahaya pada malam”

Roh jiwaku terus berjalan, sampai pada suatu tempat, kudapati tanah yang subur, tapi di sana tidak aku lihat banyak pohon dan satwa yang menemani, kecuali bekas-bekas galian dibiarkan lubang menggangga. Lalu kutanya tanah tersebut, gerangan apa yang dia rasa tentang cinta?. Tanah galian yang ku tatap seakan teriak;

“ Lihat aku! Lihat aku! Aku tidak mau mencintai!, lebih baik dicintai!, betapa seluruh tubuhku terkoyak oleh ulah manusia, sedangkan banyak sudah kasih kuberikan padanya, tapi mereka hanya mau menikmati kekayaanku saja, bahkan saat kini langit menangis,gunung bersendawa,dan angin merajuk, aku tidak bisa lagi menenangkannya. Lupakah mereka akan kasihku, hingga tiada,pun, aku masih setia memeluk jasadkakunya.

Lihat aku! Lihat aku! Aku ingin dicintai!, selayaknya air terkumpul di lembar daun seroja”

Tiba-tiba roh jiwaku serasa terbetot ke lubang yang teramat dalam. Lubang yang aku sendiri tak tahu batas akhirnya.

( lifespirit 2009.rev.2010 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar