Selasa, 29 Maret 2011

BUPALA

lukisan by google


BUPALA

Tanganku menggelitik ujung hidung yang sebenarnya tidak gatal, tajam laksana panah
mata jiwaku meneliti cermat sang pengadu (dan pengadu itu adalah nasib burukku!), tapi seperti halnya para gembala berkeliling mencari hijau rumput, aku beku mencari jawab…

Kubiarkan pikiran terus mengembara menerobos gerbang metafisika, satu keyakinan, bahwa jiwa pengadu bukanlah mati, melainkan tidur. Seperti saat darahku tiba-tiba panaskan otakku, lelah tulang-tulangku gemeretak sengau ingin menyobek mulut-mulut nyinyir kaku batu yang ternyata diam-diam berharap aku cumbu. Dan aku tahu itu.

Lalu sang pengadu (nasib burukku itu!) kusuguhkan hidangan secarik kertas putih yang tersimpan di gudang keyakinanku, dan kubiarkan airmata memeras kering hati biar darahnya jadi tinta tulis, dengan begitu aku akan tahu kabar berita yang ingin dia hembuskan untuk jiwaku bangkit...


__________________________________________
@ Imron Tohari, lifespirit 30 Juli 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar