Jumat, 18 Maret 2011

Cinta yang Sederhana

lukisan by google


Cinta yang Sederhana

”…kemiringan Gedung DPR mencapai 7 derajat dan
harus direnovasi dengan anggaran biaya diperkirakan Rp 1,8 triliun”


Selesai kubaca berita tersebut
aku jadi ingat katanya emakku
tempat gedung anggota dewan yang berdiri megah itu, dulunya sawah,
di sana dulu emak dan bapak habiskan waktu pacaran,
berjalan di pematang, mak malu-malu digoda bapak,
batang-batang padi belum menguning jadi belaian kasmaran,
emak bapak sayang-sayang,
nasi urap sambal tomat lauk tahu tempe ikan teri
jadi batas waktu usai pacaran

Masih katanya emakku,
bapak dulu petani yang rajin,
jam enam pagi bajak sawah ditemani sapinya bernama rebo,
diberi nama rebo, belinya pas hari rabo, katanya sih hari baik,
pas masa panen, lumbung penuh gabah kering,
segantang gabah lebih dari cukup buat modal ngapel,kata makku malu-malu,
masih lekat menatap gedung anggota dewan yang dulunya sawah,
di sana dulu emak dan bapak habiskan waktu pacaran,
makannya nasi urap sambal tomat lauk tahu tempe ikan teri.
Dengan lauk sederhana ternyata hasilnya malah kian merekatkan emak dan bapak.

Cukup tah…?!

Ah emak, itu semua kan cerita emakku,
tentang gedung anggota dewan yang dulu sawah subur loh jinawi,
Tentang pematang bergemericik air, tentang makku, bapakku,
juga tentang selumbung padi,modal bapak ngelamar mak, dan
sapinya si rebo.

Andai sesederhana itu anggota dewan, iakah tak ada ribut-ribut soal anggaran 1,8 triliun?
---- duh gara-gara lihat gedung anggota dewan itu,
aku jadi ingat selumbung padi bapakku buat ngelamar emakku.


________________________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 26.7.2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar