lukisan diunduh dari google
PADA KEMATIAN
aku belum pernah mati, tapi banyak orang tua bilang
: saat roh dicabut keluar dari ubun-ubun
tanah-tanah meretak
menelan jerit serupa mesiu
yang desing ; berdentam
lalu dedaunan purna; luruh
tanpa ranting
di langit luas
angin tak bermahkota
saat roh mulai melayang
di tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati!
tidakkah itu menjadikan sebab terlihat
tanah-tanah siap menghimpit lalu
menunjukkan urat-urat tangannya yang kokoh
siap meretakkan tulang: kesorangan
lalu di mana Tangis ; Tangisan ?
o, tangisan mengeram di rongga-rongga udara
sedang nafas kematian melengking King!
di Kuil-kuil;Gereja-gereja;Masjid-masjid
sambil berkatakata. Malam
tanpa lampu ; tanpa lolong ; tanpa tangis
tertinggal
jejakjejak hamba gemetar
di gantung bulan di bayang suram
melebur: pada Sing: pada Kung,
mata meretak
tanpa tatap
“berurai,pun
sibuk mencari tempat”
_____________________________________________________________________________________
@Imron Tohari _ lifespirit 4.12.08, diperbaharui berdasarkan inspirasi catatan sarat renungan sahabatku Ilsa Yulia via in bokku, 11.3.2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar