Sabtu, 31 Maret 2012

(TAK) ABADI

(TAK) ABADI

Hasrat berkehendak atas suka lara pikiran
Hawanafsulah yang mengagungkan keduniawian
Jika secara lahiriah kecantikan adalah syurga
Maka, inti kata-kata ada dalam perilaku rasa
Hati dan jiwa sebagaimana cantik buruknya kulit wanita
Penderitaan suci dalam jutaan perilaku yang dimaksudkan
Sebagai daya tarik dari kerugian atau keuntungan

Di sungai matamu, setiap malam air mata tumbuh sayap
Pesona duniawi memberikan banyak kalkulasi

Di pohon hati bersarang ular dan buah anggur yang bersisian dalam
Kesedihan juga kegembiraan iakah menjadikan (tak) abadi


(liffespirit, 30 Maret 2012)

YANG TERHUKUM*)

YANG TERHUKUM*)



“Wahai Tangan Tak Berwujud, banyak aku melakukan kebaikan, kenapa hal ini ditimpakan padaku?.” Kesah lelaki separuh baya datar.

Tiba-tiba, gelegar suara tak berwujud mengkoyak langit jiwa.

“Kebajikan apa hingga Aku tidak harus timpakan ini padamu?!”

“A(a)ku sumbang puluhan tempat ibadat, A(a)ku nafkahi para fakir, dan A(a)ku cukupi kebutuhan anak istriku,” katanya lirih hampir tidak terdengar telinga.

“Itukah yang kamu katakan kebajikan. Sedangkan dirimu merasa agung dengan baju riya’-mu!“ Bentak suara tanpa ujud.

Tiba-tiba keluar darah dari seluruh pori-pori tubuh lelaki itu. Menetes. Dan darah yang menetes tadi berubah menjadi serigala. Mencabik-cabik tubuh lelaki itu yang berusaha kuat menyeru-Nya.



(CERMIN 100 KATA, lifespirit,2012)



*) Beberapa dialog di kutip dari prosa lirik “Simpang Jalan” karya lifespirit.

SELINGKUH

SELINGKUH

Pria mana tidak marah istrinya selingkuh dengan lelaki lain. Kini lelaki itu tepat di hadapannya. Penuh amarah Andre bertubi-tubi menghujamkan pisau yang semenjak tadi terselip di balik pakiannya. Tak pelak darah segar menyembur dari luka tusukan. Lelaki itupun berkelejotan. Sekarat.

Merasa puas andre berjalan pergi. Di tangan kanannya masih tergengam pisau dengan darah mulai kental menetes dari ujungnya.

“Pa, untuk apa pisau itu?” Terkesiap. Pisau yang tengah dia asah dibiarkan tergeletak di tanah. Andre menatap anaknya lekat-lekat. Ia berusia lima tahun. Penuh kasih dia peluk anaknya. Sebutir air mata menetes di pipinya.

“Engkau lebih dari segalanya,” Bisik Andre lembut.


(lifespirit,2012)

DARI SEBUAH PHOTO

DARI SEBUAH PHOTO


Ingat kejadian di tempat kerjaku tadi pagi, perasaanku benar-benar suntuk. Dari atas pembaringan, sambil rebahan aku terus menatap photo diriku yang menempel di dinding kamar. Photo itu kucetak 5 tahun silam, kini kulihat mulai buram.

“ Photo itu tidak semengkilap pertama kali aku cetak” batinku.

Penasaran. Kuambil photo lain orang dari album photo yang dicetak tahun ini.

“Benar, photoku kalah mengkilap!”

Tujuh tahun sudah aku berkarir di perusahaanku saat ini, namun semua prestasi baikku seperti tidak ada artinya apa-apa. Dan ini tidak seperti lima tahun sebelumnya. Aku menghela nafas panjang. Aku mesti perbaharui setiap photoku sebelum buram!

(lifespirit,2012)

AKU MENCINTAIMU WALAU MESTI TIDAK DENGAN SEDERHANA

AKU MENCINTAIMU WALAU MESTI TIDAK DENGAN SEDERHANA


“Vivi, gak boleh nakal, kasian kan kakek sakit.” Tegur lelaki separuh baya pada anaknya. Andhika tersenyum di atas pembaringan. Tanpa diketahui lelaki separuh baya yang tidak lain anak semata wayangnya, Andhika mengusap air mata di pipinya. Bahagia.

“Aku teramat sangat mencintaimu.” Dikecupnya kening istrinya, dan hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Andhika. Digendongannya bayi lelaki tidur lelap.

“Kelak besar nanti, jika engkau sebenar-benarnya mencintai, mesti relakan hatimu terbakar” Bisiknya pelan di telinga bayi merah dalam gendongan.

“aku mandul” lanjut Andhika membisik. Hingga hembusan nafas terakhir, istrinya tidak pernah tahu kalau suaminya mandul.

(lifespirit,2012)

SEBELUM ENGKAU MEMAHAMI


Foto karya Herman Morison

SEBELUM ENGKAU MEMAHAMI


sebelum engkau memahami
tentang keterlibatan yang dikenal sebagai kekasih
aku ingin membawamu ke akhir baris
memastikan pertautan yang baik
adalah proses terakhir dari benang-benang kerinduan
menjadi tenun kain

aku mencintaimu, sungguh
o, betapa bahagia
jika aku menjadikanmu paham

(lifespirit,30 March 2012)

Jumat, 30 Maret 2012

TATA, LAKU, KATA ( Puisi Pola Tuang 4444 )

TATA, LAKU, KATA


jika mata jiwa buta
masa lalu jadi duri
cita diri kian mati
jauh pula rasa suka

bila akan tuju cita
ufuk pagi awal tepi
ikat erat pada hati
biar suka biar raya

tuan;puan, bumi fana
puja puji buat Tuhan
jaga laku juga iman
raih cita jauh dosa

kini bumi kian uzur
jiwa raga yang alpa
luah suka lupa dosa
fana,fana, maki umur

( lifespirit, Inspirasi Hadi Ku, 22 Februari 2012)

Jumat, 23 Maret 2012

Air Mata Winda

Air Mata Winda

Winda, wanita berusia 19 tahun itu sesenggukan. Di sebelahnya, Candra kekasihnya terlihat bingung.

“Memang berat bagi kalian, tapi ini bertentangan dengan hukum Tuhan.” Suara dokter Krena Meka lembut.

“Tolong dokter, bagaimana saya menghadapi keluarga, jika tahu saya hamil” Winda tak kuasa menahan derai air mata.

“ Janin di dalam rahimmu, darah daging kalian sendiri, ia punya hak untuk hidup.” Ditatapnya Winda dan Candra bergantian.

“Win, Winda, jadi kamu sudah tahu…” Suara Candra bergetar. Dilihatnya air mata Winda tepat mengenai judul koran hari ini : Dokter “KM” Malu Putrinya Hamil Di Luar Nikah , Lakukan Aborsi Berujung Maut.

(CERMIN 100 KATA, lifespirit, 22 March 2012)

OBITUARI*)


lukisan karya "Andi Suwandi" http://www.indonesiakreatif.net/index.php/id/news/read/keabstrakan-andi-suandi-di-atas-kava

OBITUARI*)


Dalam ruangan penjara 6m x 7m, barang-barang mahal terlihat, di sana Nining mendekam, menunggu putusan hukum. Biasa kasus Korupsi.

Beberapa kali Ninnig lolos dari bombardir jaksa dengan penyakit lupanya. Suatu kemenangan atas hukum, pikirnya sambil tersenyum.

“ tidak ada apa-apa di dalam.” Kata sipir heran selesai mengecek kamar mandi yang ada dalam ruangan.

“ Saya seperti tidak berada di dalam kamar mandi.” Terang Nining.

Kali ini Nining nekat kembali masuk kamar mandi. Lampu tiba-tiba redup. Di sana ada orang bersimpuh memeluk epitaph: “telah dimakamkan air mata gelisah”.

Nining terperanjat ketika orang itu memalingkan muka kearahnya,ianya, Nining melihat wajahnya sendiri.

(lifespirit, 23 March 2012)

*) Versi Cerita Mini Surealis 100 Kata

SUATU HARI MENJELANG SORE

SUATU HARI MENJELANG SORE


Seperti biasa, jam setengah lima sore sambil menanti adzan maghrib, pak Ramlan membersihkan sangkar burung perkutut kesayangannya.

“Assalammualaikum…,”
“Waalaikummussalam…,” Pak Ramlan kaget, dia tidak menyangka tamunya yang datang adalah Farhan sahabat lamanya. Hampir lima tahun mereka tidak bertemu.

Sesaat kemudian terlihat mereka terlibat obrolan yang gayeng. Sesekali terdengar tertawa.

“Begini Ramlan, sebenarnya kedatanganku kemari selain kangen, aku mau meminjam uang…,”

Beberapa saat kemudian terlihat Farhan berjalan keluar rumah. Beberapa kali dia menggerutu. Menyumpah. Sementara pak Ramlan menatap kepergian Farhan sahabatnya, tanpa berucap salam seperti saat awal dia datang tadi, dengan perasaan sesal.

(CERMIN 100 KATA,lifespirit, 22 Maret 2012)

Paijo, oh, Paijo

Paijo, oh, Paijo


Paijo senyam-senyum . Sesekali dia seka keringat di mukanya dengan handuk kecil.

“Pak, ada yang lucu ya senyam-senyum?” Tanya lelaki berkaos GATOLOCO dengan mimic kurang senang.

“Enggak kok mas, heran saja kenapa mas marah-marah sehabis baca Koran”

Lelaki itu menyodorkan Koran yang tadi dibacanya ke Paijo. Dengan serius Paijo membolak-balik halaman Koran. Tersenyum, dia menatap wajah lelaki yang di tangannya masih memegang mangkok berisi es dawet .

“Gila tidak, rakyat dah banyak yang teriak, Pemerintah tetap bersikeras menaikkan BBM,” kata lelaki tadi menatap heran kearah Paijo.

“Saya buta huruf mas, ngertinya saya jualan dawet ” Jawab Paijo.


(CERITA MINI 100 KATA, lifespirit, 22 Maret 2012)

Impian Petani Tua*)


lukisan diunduh dari http://mustoni.blogdetik.com/files/2011/12/ikan-dan-kail.jpg


Impian Petani Tua*)

Suatu malam, di tiga perempat perjalanan umurku, aku tiba di suatu kebun yang sangat luas. Kulihat seorang petani tua tengah menanam butir-butir air mata. Dan beberapa saat kemudian dari dalam tanah tumbuh pohon yang berbuah bola-api. Merasa lelah, petani tua itu duduk, tapi kelihatan sekali kalau dia resah. Aku Menghampirinya.

“Entah kapan dia akan datang…” Dia berseakan tanya pada dirinya sendiri
“Siapa yang akan datang pak tua?” tanyaku penasaran
“Kekasihku.”
“Siapa engkau maksudkan pak tua?” tak ada jawaban dari pak tua. Tiba-tiba dari kedua matanya keluar bola-bola api yang di mataku terlihat seperti iring-iringan orang berkabung (mati).

(lifespirit, 23 Maret 2012)

*) Versi Cerita Mini Surrealis 100 Kata


Apresiasi HERU EMKA (Esais/Penyair/Cerpenis) yang intens mempopulerkan CERMIN 100 KATA di sastra cyber :

Saya cukup senang, karena dari hari ke hari bertambah banyak orang yang suka membaca dan mencoba menulis Cermin 100 ( lebih baik kita menggunakan istilah ini untuk menyebut Cerita mini 100 Kata ). Banyak yang akhirnya bisa menuliskannya, dan tak sedikit pula yang berkata, sungguh sukar menulis Cermin 100, dan tak kunjung berhasil diselesaikan, walau pun berulang kali telah dicoba.

Sebagai praktisnya saja, saya mengumpamakan menulis Cermin 100 dengan membuat sebuah telur mata sapi ( omelet ), yakni suatu kerja membuat memasak tingkat dasar yang siapa saja ( asal punya kemauan ) bisa melakukan: Nyalakan api, taruh minyak dalam penggorengan, setelah panas, pecahkan sebutir telur di atasnya. Jadi.

Namun orang yang kreatif dalam memasak, bisa membuat telur mata sapi yang berbeda. Dia bisa menambahkan cincangan daging, atau diberi potongan tomat atau beberapa bahan lain yang menjadikan telur mata sapinya terasa lebih nikmat. Kalau begitu namanya bukan telur mata sapi, dong, - jawab seorang teman tentang analogi saya, ketika kami berbincang tentang kiat menulis Cermin 100 di sebuah sudut di Pujasera Mall Ciputra, Semarang. Menurut saya , ini tetap telur mata sapi, namun berbeda dengan biasanya karena ini telur mata sapi yang istimewa.

Begitu juga, bila saya membaca Cermin 100 yang dikirim teman-teman, kadang saya menemukan beberapa Cermin yang masih datar, endingnya kurang menggigit, plotnya kurang tertata dan sebagainya. Tak apa. Namanya juga belajar, kalau hasilnya masih kurang sip, wajar juga kan ? Namun justru inilah gunanya kita saling belajar bersama, harus ada sebuah petunjuk untuk dijadikan panduan, kan? Untuk itu saya mengajak teman-teman untuk memperhatikan tema.

Tema cerita ini sangat penting , karena dalam teori fiksi, tema menjadi salah satu dari trilogi di samping dua hal lainnya, yakni plot dan karakter, - sebagai bagian utama dari susunan sebuah cerita. Tema ini seperti sebuah ruang, tubuh bagi cerita kita, yang membuat cerita kita berbeda dengan cerita lainnya.

Dan bicara soal tema, ada begitu banyak tema yang terhampar di depan kita, tinggal kita memilih tema apakah yang akan kita angkat jadi cerita : dunia anak, kehidupan binatang, kisah cinta, nan romantis atau sebaliknya tragedy kehidupan, mitos atau legenda, tema fiksi ilmiah tentang robot, aliens dan sebagainya. Atau bahkan tema yang surealis, tentang mimpi, misteri atau kiisah-k8isah yang jarang terjadi di dunia ini. Semua bisa.

Cermin 100 karya Imron Tohari ini bertemakan surialisme, sebuah tema yang jarang diangkat oleh para penulis Cermin 100. Ini sebuah pilihan yang cerdas, karena tema ini, selain tampil beda, juga memberi beberapa keleluasaan bagi para penulisnya untuk berjalan agak menyimpang dari patokan logika plot cerita.

Neil Cornwell, dalam bukunya; The Absurd in Literature ( Manchester University Press, 2006 ) menjelaskan bahwa suasana dan nuansa yang absurd dalam cerita surealis sering diangkat oleh para sastrawan dunia, baik dalam cerpen, novel, puisi atau naskah drama.

Cornwell yang meneliti berbagai puisi, novel dan drama surealis menuturkan bahwa nuansa absurd biasanya tertumpu pada pengalaman karakter yang ada dalam cerita, dalam situasi yang tak pernah mereka alami dalam kehidupan sehari-hari atau situasi yang luar biasa, aneh, tak masuk akal. Karya fiksi bertemakan absurditas ini biasa menampilkan ‘kisah yang tidak cemerlang’, misalnya sebuah perjuangan yang sia-sia, pelecehan dan pengabaian penalaran atau semacam perdebatan tanpa ujung pangkal tentang kondisi atau situasi, yang oleh Cornwell disebut sebagai ‘ kesia-siaan ‘ (‘nothing’)

Lebih jauh lagi , Cornwell menyebutkan, “ Inti atau pesan cerita sendiri tak penting untuk disebutkan kemudian, begitupun penjabaran tema atau karakterisasi karena cerita-cerita absurd terbebas dari alur plot tradisional seperti maraknya tindakan, klimak , anti klimak dan sebagainya “ ( Also, the "moral" of the story is generally not explicit, and the themes or characters' realizations—if any —are often ambiguous in nature. Additionally, unlike many other forms of fiction, absurdist works will not necessarily have a traditional plot structure (i.e., rising action, climax, falling action, etc.”)

Kukira tinjauan ini sangat tepat bagi Cermin 100 karya Imron Tohari, salah satu teman penggiat sastra maya dalam Kelompok Studi Sastra Bianglala. Andai dia cukup tekun dan trampil mengolah tema-tema surealis ini, saya yakin bisa menjadi ciri khasnya dalam menulis Cermin 100 seperti ini.Bagaimana menurut anda ?

Selasa, 20 Maret 2012

Cermin Retak


"Semut Terjebak" Foto karya Triyono Widigyo

Cermin Retak


Hargaharga berebut menoreh pilu
Segala luka segala kelu
Asa terkikis satu satu

O Tuan apalah sebab…

Jiwa Negeri terancam burai
Airmata juga deras merinai
Bulan bertudung terpagut sepi

Lihat Tuan debu mengabu
Tanpa sungkan melabur terang
Jadilah sulit memilah sirupa jalang
Juang lara pun resah bergelimpang

Inikah tanda hujah imanmu
Luruh meretak cerminan rupa
Gelap kupandang gambaran akhlak
Benar salah mengalir tak bermuara

( lifespirit, Juli 2010 )

Kamis, 15 Maret 2012

BAIT-BAIT MATAHARI


Foto buah karya sahabatku Surya Almada Syahlani

BAIT-BAIT MATAHARI


Sebelum cinta mendapati suatu ujian
tidak akan pernah beranjak dari pikiran,tentang
memahami kesetiaan cinta
bukan semata adalah keberadaan fisik yang senantiasa mengada

Duhai wahai kekasih
adalah kesetiaan cintaku, aku biarkan lepas tapi menyemesta
lalu menelusup di kedalaman rasa walau hanya dalam rupa isyarat
seperti halnya saat kesedihanmu merupa hujan menderas
ialah matahari yang melukis bianglala itu, kesetiaanku

Dan adalah perihal tidak mudah memahami kesetiaan, pertarungan batiniah
perasaan dan pikiran yang saling meneggelamkan ke dalam diri sendiri
yang berseakan menanggung kutukan mahadaya cinta

Duhai wahai kekasih, jikalau murungmu itu rupa dari malam
bulan sabit yang engkau lihat adalah kesedihan, matahari
dalam ketidaksempurnaan pantulkan cahaya pada bulan
adalah luka, menjadi isyarat suara-suara tangis
dalam debar tak bersuara, kesetiaan cinta
adanya ketidak setiaan keadaan

O,kekasihku , manakala engkau berfikir
kesetiaan cinta adalah penantian dari kerinduan hati
pada gejolak asmara adakalanya aku merasa
malam membaca bait-bait matahari
di cahaya purnama

(Imron Tohari, lifespirit 15 March 2012)

Senin, 12 Maret 2012

MENJAGA ADIK


Foto berjudul "Menjaga Adik" karya Adhi Prayoga

MENJAGA ADIK


Dari sekian orang di luar garis kesejahteraan
Menatapmu, oh adikku, hatiku teriris
Ingat biaya-biaya akan naik
Bahan bakar
Listrik
Pendidikkan
Bahkan bahan-bahan pokok di pasar keluar taring
Dan engkau adikku, tetap tak mengerti apa-apa

Adikku, jangan tatap aku seperti itu
Apalagi merengek mencari bapak dan emak

Jika airmata ini cukup untuk menjagamu
Oh adikku, akan aku luahkan tangis
Membasuh luka yang mengancam cerlang matamu

(Imron Tohari, lifespirit 2012 )

DI EMPER TOKO


FOTO KARYA ADHI PRAYOGA

DI EMPER TOKO


Masih sore. Bersandar mak tua, tak peduli lalu lalang di jalan
Apalagi ngomongi Malinda Dee yang di ganjar delapan tahun penjara
Mungkin ianya juga lebih tak peduli jikalau pak Sby bilang, Indonesia bebas korupsi

“Mak, lima belas ribu kita dapat hari ini, tapi
BBM dan tarif listrik katanya akan naik, pasti
sembako tentunya naik juga, mak ” suara anak kecil di sebelahnya

---Sudahlah nak gak usah didenger, toh percuma saja

”Terus yang mesti kita denger apa,mak ?” berkata pada maknya,
tatapan mata anak kecil itu begitu polos

---Ya suara perut kita,nak
Jawab mak tua enteng

__________________________________________________________
@ CERMIN 100 KATA, lifespirit 2008,2010, rev Maret 2012

JIKA KITA SALING MENGUATKAN, ITULAH CINTA



Gambar diunduh http://zine.rukukineruku.com/wp-content/uploads/2009/11

JIKA KITA SALING MENGUATKAN, ITULAH CINTA


Ketika aku merasa kian memahami tentang apa itu cinta
Pertanyaanmu padaku membuatku terkesiap
Iakah cinta itu diantara perasaan dan ruang sunyi?

Di pantai, aku tulis tebal huruf-huruf cinta
Angin menerbangkan pasir–pasir

Di ruang kamar kubuka lemari
Senyap. Pakaian juga perhiasan sebisunya batu

Kutatap jam di dinding kamar
Runcing jarum adalah kekosongan yang bunyi
Pikiran dan perasaan yang berjalan di lorong hening

Jika aku kini memilihmu, itu karena aku percaya perasaanku
Mencintaimu. Seperti lebah membuat sarang madu, dan
Tempat menetasnya anak-anak


(Imron Tohari, lifespirit 12 March 2012)

Minggu, 04 Maret 2012

TELAGA RINDU*


lukisan diunduh dari http://www.ecvv.com/product/720400.html

TELAGA RINDU*


Berperahu di tenang telaga, meniup suling dengan nada merdu
Langit biru yang indah, di pinggir telaga kebun buah-buahan subur
Adalah nyanyian kalbu diam-diam melukis wajah kekasih
Berbantal cincin hati kemala

Bekerja, terpisah jarak dengan keluarga
Di kota akhir-akhir ini pesona koin bak mandi madu kibasan bulu merak
Ketika sulit untuk menemukan bahwa masih ada segelas itikad baik.
Di matamu. Cahaya bintang kemerlab bersih

Duhai wahai yang menjadikan aku rindu, ketika kita kembali bersua nanti
Itulah saatnya hatiku berasa luahan kasih, dan ingin aku mengajakmu
Memetik ranum buah rindu, di kebun subur dekat tenang telaga

(Imron Tohari, lifespirit 4 Maret 2012)

Judul* : Erha Limanov