Detak detik
Tik tak tik tak tik tak
Tahun yang selalu berganti
Seperti hujan dengan rimbun harapan
Lampu-lampu berpijar, menyala
Dan laron-laron datang mengitarinya
Tapi laron mesti mengerti
Waktu menyimpan teka-teki
Di setiap ujungnya
( lifespirit, 1 Januari 2012, Pukul 0:04 Wita )
Sabtu, 31 Desember 2011
Rabu, 14 Desember 2011
Pohon Hayat
Pohon ranggas
Angin musim barat kabarkan cinta
Kau adalah hujan
Menjadikan pohon kembali tumbuh daun
Ianya, pohon itu
Aku
___________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 4 Oktober 2011
rang•gas a tidak berdaun lagi; luruh (kering) daunnya
Angin musim barat kabarkan cinta
Kau adalah hujan
Menjadikan pohon kembali tumbuh daun
Ianya, pohon itu
Aku
___________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 4 Oktober 2011
rang•gas a tidak berdaun lagi; luruh (kering) daunnya
Sabtu, 10 Desember 2011
Mencintai Tidak Dengan Sederhana
foto pendukung disuting dari http://www.kratonpedia.com/article-tag/1117/workshop.keris.html
Mencintai Tidak Dengan Sederhana
:/Sapardi Djoko Damono
Kuingin mencintaimu walau mesti dengan cara paling rumit
Petani yang menabur benih, memupuk juga
Memelihara tanamannya dari hama
Kuingin mencintaimu biar pun harus dengan cara paling sulit
Sang empu pada hening jiwa menempa baja
Membakar dalam tungku api menjadikannya pusaka jiwa
__________________________________________
@ Imron Tohari, lifespirit 10 Desember 2011
Sabtu, 05 November 2011
Bila Aku Mencintaimu
di jalan cinta
gemuruh halilintar di dada langit
rimbun hujan di wajah awan
tapi aku mesti pastikan langkah
untuk ke engkau, kekasih
jika benih tumbuh dari dalam tanah, di hatimu
hujan yang kemas
dan ianya, benih itu, jantungku yang bersayap
mengajak terbang
tinggi
o, menjulang
( by lifespirit nov 2011)
gemuruh halilintar di dada langit
rimbun hujan di wajah awan
tapi aku mesti pastikan langkah
untuk ke engkau, kekasih
jika benih tumbuh dari dalam tanah, di hatimu
hujan yang kemas
dan ianya, benih itu, jantungku yang bersayap
mengajak terbang
tinggi
o, menjulang
( by lifespirit nov 2011)
Rindu Rumah
bulan pijar
pendar cahaya di atas dedaun
kung-kung-kung
suara katak memanggil
jantungku berdegup
membisikkan nama
_______________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 4 nov 2011
pendar cahaya di atas dedaun
kung-kung-kung
suara katak memanggil
jantungku berdegup
membisikkan nama
_______________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 4 nov 2011
Bibir yang Bergetar
aku bertanya pada muhib hakikat Qurban
dari bibir muhib itu keluar hanya satu kata
: hati…
(@ Imron Tohari _ lifespirit 5 November 2011 )
dari bibir muhib itu keluar hanya satu kata
: hati…
(@ Imron Tohari _ lifespirit 5 November 2011 )
Kamis, 27 Oktober 2011
Jalan Cahaya
oleh Imron Tohari pada 28 Oktober 2011 jam 9:34
dari sebuah kelahiran
aku berjalan menyusuri jalan-jalan kehidupan
aku singgahi kedai-kedai kebahagiaan
aku singgahi pesta perjamuan
bahkan telah aku reguk kepahitan hidup
Laa'illah hailla'allah, aku rapuh, tiada aku di Engkau
dari sebuah kelahiran
o, kekasih, o, kekasihku
akhirnya aku kian sadar
sesungguhnya kematian itu kekasih setiaku
ada Engkau
di aku
( Imron Tohari _ lifespirit 28 october 2011 )
dari sebuah kelahiran
aku berjalan menyusuri jalan-jalan kehidupan
aku singgahi kedai-kedai kebahagiaan
aku singgahi pesta perjamuan
bahkan telah aku reguk kepahitan hidup
Laa'illah hailla'allah, aku rapuh, tiada aku di Engkau
dari sebuah kelahiran
o, kekasih, o, kekasihku
akhirnya aku kian sadar
sesungguhnya kematian itu kekasih setiaku
ada Engkau
di aku
( Imron Tohari _ lifespirit 28 october 2011 )
Selasa, 04 Oktober 2011
Kala Cinta Memanggil
sekian lama batang pohon tiada daun
adalah kau, datang serupa hujan
dan aku
jatuh cinta
( lifespirit, edisi romantic 4 Oktober 2011 )
adalah kau, datang serupa hujan
dan aku
jatuh cinta
( lifespirit, edisi romantic 4 Oktober 2011 )
Minggu, 02 Oktober 2011
Pisau di atas sajadah
Gema Adzan berkumandang
Bergegas
Kuambil air wudlu
Sedalam-dalamnya sujud
Kubenamkan jiwa
Pada penghambaan Tuhan
Iakah seperti itu?
Diketika bulu lentik kekasih mengerjap
Menggoda
Aimata berkejaran
Antara ketakutan
Antara liarnya keinginan
Oh Tuhan, sujudku
Tak lebih tajam dari sebilah pisau
Di atas sajadah
____________________________________________
@ Imron Tohari, lifespirit 15 September 2009
Bergegas
Kuambil air wudlu
Sedalam-dalamnya sujud
Kubenamkan jiwa
Pada penghambaan Tuhan
Iakah seperti itu?
Diketika bulu lentik kekasih mengerjap
Menggoda
Aimata berkejaran
Antara ketakutan
Antara liarnya keinginan
Oh Tuhan, sujudku
Tak lebih tajam dari sebilah pisau
Di atas sajadah
____________________________________________
@ Imron Tohari, lifespirit 15 September 2009
Selasa, 20 September 2011
MENUJU KE ENGKAU
Waktu, bagiku penanda tidur dan terjaga, itu sebelum bersamamu
Langkah kaki jam di dinding terdengar membawa beban berat
Ditimpakan di antara ilusi dan kesadaran, atau bahkan jiwaku
Tidur dan terjaga seperti gerbong kosong dari terminal ke terminal
Jerit kegelisahan, lengking lokomotif yang pecah
Dan derit roda besi menghimpit rel-rel panjang
Sebuah keinginan, hidup, perjalanan menuju ke engkau
Asa yang kubangkitkan dari terowongan gelap bayang diri
Sejujurnya, saat ini aku bahagia memilikimu, lebih sekedar kekasih
Apalagi dari rahim hati ada detak-detak menyuarakan cinta
Tapi setiap malam waktu aku mulai menutup tirai jendela
Aku seperti disadarkan oleh keadaan, kalau hari tak selamanya pagi
Oh, belahan jiwa, oh, asmara, aku menjadi tahu
Mengikat keyakinan, saling menguatkan hati
Bersamamu, ada cahya di ketinggian darma
_________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 19 September 2011
dar.ma n kewajiban; tugas hidup; kebajikan
lo•ko•mo•tif n kepala kereta api (yang menarik gerbong kereta)
Langkah kaki jam di dinding terdengar membawa beban berat
Ditimpakan di antara ilusi dan kesadaran, atau bahkan jiwaku
Tidur dan terjaga seperti gerbong kosong dari terminal ke terminal
Jerit kegelisahan, lengking lokomotif yang pecah
Dan derit roda besi menghimpit rel-rel panjang
Sebuah keinginan, hidup, perjalanan menuju ke engkau
Asa yang kubangkitkan dari terowongan gelap bayang diri
Sejujurnya, saat ini aku bahagia memilikimu, lebih sekedar kekasih
Apalagi dari rahim hati ada detak-detak menyuarakan cinta
Tapi setiap malam waktu aku mulai menutup tirai jendela
Aku seperti disadarkan oleh keadaan, kalau hari tak selamanya pagi
Oh, belahan jiwa, oh, asmara, aku menjadi tahu
Mengikat keyakinan, saling menguatkan hati
Bersamamu, ada cahya di ketinggian darma
_________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 19 September 2011
dar.ma n kewajiban; tugas hidup; kebajikan
lo•ko•mo•tif n kepala kereta api (yang menarik gerbong kereta)
Kamis, 15 September 2011
Suara yang Kudengar Dari Pinggir Kolam
Bertahun-tahun dihantui trauma
setiap hari pikiran resah berteman prasangka
pagi burung berkicau pun terdengar sumbang
bagaimana mungkin hal ini dikatakan kehidupan?
Sampai akhirnya pada suatu hari
sebelum benar-benar senja
dari pinggir kolam kudengar kecipak ikan
saat kuarahkan tatapanku, ia, ikan itu
berseakan jiwaku sendiri yang mengatakan
: Menarilah, biar yang ada di dalam
bebas merdeka
(@Imron Tohari _ lifespirit 10 September 2011)
setiap hari pikiran resah berteman prasangka
pagi burung berkicau pun terdengar sumbang
bagaimana mungkin hal ini dikatakan kehidupan?
Sampai akhirnya pada suatu hari
sebelum benar-benar senja
dari pinggir kolam kudengar kecipak ikan
saat kuarahkan tatapanku, ia, ikan itu
berseakan jiwaku sendiri yang mengatakan
: Menarilah, biar yang ada di dalam
bebas merdeka
(@Imron Tohari _ lifespirit 10 September 2011)
Selasa, 13 September 2011
Lupa Masa Lalu
ranum buah di pohon
malam merajut mimpi
tak sadar petang berjalan ke pukul lima
sedari tadi angin mengetuk pintu
kini pergi membawa lelah
sekejap, embun di dedaunan terkesiap
di atas menara ribuan dengkur menggelar tikar
mestikah seperti itu mengharap perjumpaan,oh,kekasih?
ketika musim retakkan tanah
pohon kurus tanpa daun: tiada buah
tengah malam nyanyian rindu menyayat-nyayat
_______________________________________________
@ Imron Tohari – lifespirit, 12 September 2011
malam merajut mimpi
tak sadar petang berjalan ke pukul lima
sedari tadi angin mengetuk pintu
kini pergi membawa lelah
sekejap, embun di dedaunan terkesiap
di atas menara ribuan dengkur menggelar tikar
mestikah seperti itu mengharap perjumpaan,oh,kekasih?
ketika musim retakkan tanah
pohon kurus tanpa daun: tiada buah
tengah malam nyanyian rindu menyayat-nyayat
_______________________________________________
@ Imron Tohari – lifespirit, 12 September 2011
Minggu, 11 September 2011
Lima Bait yang Menjadikan Aku Rindu Bola Matamu
FOTO KARYA HERMAN MORISON
Lima Bait yang Menjadikan Aku Rindu Bola Matamu
Aku rindu bola matamu
yang jika aku tatap, detak bertalu jantungku
Aku rindu bola matamu
tempat jari-jari mungil menyulam rindu
Aku rindu bola matamu
yang api, kala aku terpuruk, engkau bakar semangatku
Aku rindu bola matamu
pintu menuju ke engkau, di hatimu
Aku rindu bola matamu
kepak sayap, menjadikan jarak tak lagi berarti: untuk rindu
________________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 11 September 2011
Sabtu, 10 September 2011
MENUJUMU
Bertahun-tahun merancang pelayaran
Berharap matahari ramah mengantar ke barat
Tapi, belantara kabut menjauhkan perahu dari dermaga
Melayari laut luas
Badai,ombak, menggoyang-goyang tiang layar
Cahaya purnama merajut impian rindu pulang
Oh, betapa rapuh perahu hati kala berlayar sendirian
Di lautMu
Aku; perahu kehilangan daya
Tenggelam, terhimpit di antara batu-batu tajam
Bagaimana menitip nyanyian langit pada debur ombak?
Di atas, terang dan kelam awan silih berganti posisi
Doa layaknya penggalan duka abadi
MenujuMu, hidup dan mati menggenapi angan panjang
_______________________________________________________
@Imron Tohari _ lifespirit, 7 September 2011
Berharap matahari ramah mengantar ke barat
Tapi, belantara kabut menjauhkan perahu dari dermaga
Melayari laut luas
Badai,ombak, menggoyang-goyang tiang layar
Cahaya purnama merajut impian rindu pulang
Oh, betapa rapuh perahu hati kala berlayar sendirian
Di lautMu
Aku; perahu kehilangan daya
Tenggelam, terhimpit di antara batu-batu tajam
Bagaimana menitip nyanyian langit pada debur ombak?
Di atas, terang dan kelam awan silih berganti posisi
Doa layaknya penggalan duka abadi
MenujuMu, hidup dan mati menggenapi angan panjang
_______________________________________________________
@Imron Tohari _ lifespirit, 7 September 2011
Jumat, 02 September 2011
Pohon Hati Senyap Tanpa Tembang
Lukisan by google
Pohon Hati Senyap Tanpa Tembang
Siang cerah, hujan tibatiba runtuh
mengagetkan sepasang burung bertengger di seranting daun
Mereka, burung itu lalu terbang terpisah
namun sebagian hati ianya, gelisah, enggan pergi
katanya ingin mencari kericau yang tertinggal di daun
berharap saat awan terkuak bisa dijadikan lengkung pelangi
Jikalau rumah cinta bukan di hati
iakah mungkin dalam perkabungan
ada kekuatan doa di bola mata burung terpisah itu
layaknya mantra keselamatan
menyulam repihan daun yang ada kicauannya
berharap jadi pelangi
Oh, dalam pertautan asmara
selalu saja dihadapkan duka bahagia
Siang benderang berganti deras mengiris
Pohon hati senyap tanpa tembang
seperti telaga kesepian tanpa kecipak angsa
dan angin yang sesekali melintas, menggoda
Iakah mesti seperti itu di jalan cinta?
___________________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 3 September 2011, 1,38 dini hari (WITA)
Pohon Hati Senyap Tanpa Tembang
Siang cerah, hujan tibatiba runtuh
mengagetkan sepasang burung bertengger di seranting daun
Mereka, burung itu lalu terbang terpisah
namun sebagian hati ianya, gelisah, enggan pergi
katanya ingin mencari kericau yang tertinggal di daun
berharap saat awan terkuak bisa dijadikan lengkung pelangi
Jikalau rumah cinta bukan di hati
iakah mungkin dalam perkabungan
ada kekuatan doa di bola mata burung terpisah itu
layaknya mantra keselamatan
menyulam repihan daun yang ada kicauannya
berharap jadi pelangi
Oh, dalam pertautan asmara
selalu saja dihadapkan duka bahagia
Siang benderang berganti deras mengiris
Pohon hati senyap tanpa tembang
seperti telaga kesepian tanpa kecipak angsa
dan angin yang sesekali melintas, menggoda
Iakah mesti seperti itu di jalan cinta?
___________________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 3 September 2011, 1,38 dini hari (WITA)
Kamis, 01 September 2011
Memahami Kejujuran
lukisan diunduh dari blogger-index.com.jpg
Memahami Kejujuran
Pada jalan kebenaran, kejujuran manusia hendaknya mengalir bebas
Sebab dalam jubah kepentingan, kejahatan hidup tiada mengenal tempat
Saat benar-benar rindu kekasih
Jangan enggan menukar gelisah dan ketakutanmu
Membebaskan hati berjalan ke tujuh tungku api cinta
Membakar niscaya, menjauhkan diri dari ruh-ruh jahat
Jikalau kejujuran dijadikan pertaruhan atas nasib
Maka tiada hal paling menakutkan
Kecuali siksa kubur
_____________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 1 September 2011, 12.20 WITA
Memahami Kejujuran
Pada jalan kebenaran, kejujuran manusia hendaknya mengalir bebas
Sebab dalam jubah kepentingan, kejahatan hidup tiada mengenal tempat
Saat benar-benar rindu kekasih
Jangan enggan menukar gelisah dan ketakutanmu
Membebaskan hati berjalan ke tujuh tungku api cinta
Membakar niscaya, menjauhkan diri dari ruh-ruh jahat
Jikalau kejujuran dijadikan pertaruhan atas nasib
Maka tiada hal paling menakutkan
Kecuali siksa kubur
_____________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 1 September 2011, 12.20 WITA
Selasa, 30 Agustus 2011
Cara Aku Memuisikanmu
Foto diunduh dari Astry Maniez Album.jpg
Cara Aku Memuisikanmu
Tlah bertahun kita rekat asmara
Dan kini, dengan segala penuh, dengan segala hati
Aku tuliskan dalam puisi cinta, yang nyala, untukmu
Seperti saat berdua kita susuri pematang sawah
Dan aku gandeng tanganmu agar tak jatuh
Sampai di sebuah gubug, yang ada di sana, di sawah itu
Memaknai burung berkericau diantara padi menguning
:”lihat burung pipit mematuki bulir padi,
dan padi merunduk begitu syahdu.” Katamu, bersandar di bahuku
:”Jika burung pipit itu engkau,
aku relakan dalam kehidupan, ini diri menjadi padi,
yang merunduk, dalam sunyi,
yang nyanyi”
Maka, jadilah puisi
Engkau
_________________________________________________________
@ Imron Tohari – lifespirit 31 Agustus 2011
Cara Aku Memuisikanmu
Tlah bertahun kita rekat asmara
Dan kini, dengan segala penuh, dengan segala hati
Aku tuliskan dalam puisi cinta, yang nyala, untukmu
Seperti saat berdua kita susuri pematang sawah
Dan aku gandeng tanganmu agar tak jatuh
Sampai di sebuah gubug, yang ada di sana, di sawah itu
Memaknai burung berkericau diantara padi menguning
:”lihat burung pipit mematuki bulir padi,
dan padi merunduk begitu syahdu.” Katamu, bersandar di bahuku
:”Jika burung pipit itu engkau,
aku relakan dalam kehidupan, ini diri menjadi padi,
yang merunduk, dalam sunyi,
yang nyanyi”
Maka, jadilah puisi
Engkau
_________________________________________________________
@ Imron Tohari – lifespirit 31 Agustus 2011
Hari Kemenangan
lukisan diunduh dari fauziahsari.multiply.com
Hari Kemenangan
menujuMU
segala amarah sirna terbakar
segala cinta terbang beriring
aku;mereka seperti awal
berkhalwat kembali di rumah hati
menujuMu
cahaya perbedaan serupa anasir kerohanian
lentera yang menerangi sisi gelap
dimana aku;mereka
kembali mengikat hati
di tempat paling hakiki
di kalbu, di Engkau
menujuMU
segala sunyi, segala hening
aku;mereka serupa daun
jatuh ingin menjadi humus
di tanah. Engkau
___________________________________________
@ Imron Tohari – lifespirit 30 August 2011
anasir ; sesuatu (orang, paham, sifat, dsb) yang menjadi bagian dari atau termasuk dalam keseluruhan (suasana, perkumpulan, gerakan, dsb)
berkhalwat ; mengasingkan diri di tempat yang sunyi untuk bertafakur, beribadah, dsb
Hari Kemenangan
menujuMU
segala amarah sirna terbakar
segala cinta terbang beriring
aku;mereka seperti awal
berkhalwat kembali di rumah hati
menujuMu
cahaya perbedaan serupa anasir kerohanian
lentera yang menerangi sisi gelap
dimana aku;mereka
kembali mengikat hati
di tempat paling hakiki
di kalbu, di Engkau
menujuMU
segala sunyi, segala hening
aku;mereka serupa daun
jatuh ingin menjadi humus
di tanah. Engkau
___________________________________________
@ Imron Tohari – lifespirit 30 August 2011
anasir ; sesuatu (orang, paham, sifat, dsb) yang menjadi bagian dari atau termasuk dalam keseluruhan (suasana, perkumpulan, gerakan, dsb)
berkhalwat ; mengasingkan diri di tempat yang sunyi untuk bertafakur, beribadah, dsb
Senin, 29 Agustus 2011
KETULUSAN
lukisan diunduh dari jauharieffendy.blogspot.com
KETULUSAN
Saat kemarau
Maka, kuairi sawah
Jika hujan
Aku jelau hari dengan asmara
Oh, Tuhan
Di luas sawah, cuaca yang tak tentu
Biar tumbuh, biar isi
Tiada henti kupupuk dengan peluh doa
Kusiangi rumput-rumput liar
Dengan apa lagi mesti kulukis cinta
Anakku,asaku serunduk padi
________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 30 Agustus 2011, 24.18 WITA
jelau; tengok; menengok
KETULUSAN
Saat kemarau
Maka, kuairi sawah
Jika hujan
Aku jelau hari dengan asmara
Oh, Tuhan
Di luas sawah, cuaca yang tak tentu
Biar tumbuh, biar isi
Tiada henti kupupuk dengan peluh doa
Kusiangi rumput-rumput liar
Dengan apa lagi mesti kulukis cinta
Anakku,asaku serunduk padi
________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 30 Agustus 2011, 24.18 WITA
jelau; tengok; menengok
Minggu, 28 Agustus 2011
Perahu Kertas
lukisan by eduardtria.blogspot.com
Perahu Kertas
Di lipatan kertas kerjaku,
banyak orang merayu
Aku melihat mereka berlomba,
memberiku gula-gula
Tapi, di sisi lain
Kulihat anakku,
bermain perahu kertas, warna-warni
Tapi, saat kuperhatikan wajah anakku,
ada retak di bulat matanya,
ada getir di ceria senyumnya,
Kulihat bibir ianya, anakku,
sebentar bergetar, sebentar berdoa
“Oh, Tuhan
Setiap kelahiran telah tertulis Rezki-Mu
Tapi kenapa Engkau merdekakan bulu lentik kekasih,
mengerling, menujah kalbu : mati ?” Bisik ianya
Bergetar, bergetar
Berdoa, berdoa
Hingga lalu
Menjadi aku
___________________________________
@Imron Tohari _ lifespirit 23 August 2011
Perahu Kertas
Di lipatan kertas kerjaku,
banyak orang merayu
Aku melihat mereka berlomba,
memberiku gula-gula
Tapi, di sisi lain
Kulihat anakku,
bermain perahu kertas, warna-warni
Tapi, saat kuperhatikan wajah anakku,
ada retak di bulat matanya,
ada getir di ceria senyumnya,
Kulihat bibir ianya, anakku,
sebentar bergetar, sebentar berdoa
“Oh, Tuhan
Setiap kelahiran telah tertulis Rezki-Mu
Tapi kenapa Engkau merdekakan bulu lentik kekasih,
mengerling, menujah kalbu : mati ?” Bisik ianya
Bergetar, bergetar
Berdoa, berdoa
Hingga lalu
Menjadi aku
___________________________________
@Imron Tohari _ lifespirit 23 August 2011
Sabtu, 27 Agustus 2011
Puisi Pada Kulit Pohon II
Lukisan diunduh dari : http://4.bp.blogspot.com/
Puisi Pada Kulit Pohon II
1/
menanyakan arti sebuah ketulusan
seperti halnya aku menatap sosok tubuh
berdiri diantara garis-garis hujan yang merupa kabut
sedang di ujung jalan : Cahaya lampu temaram
lalu apa bedanya yang kutanyakan tadi
tentang ketulusan, khususnya dalam hal mencinta
dengan jalanan datar,turun, mendaki , lurus atau bahkan berkelok
bilabila mencari kebenaran jawab sahaja mataku berdiri nanar-
diam: terpaku di teras rumah
o,melukis wajahmu
sama sulitnya aku bertanya pada seulas senyum
yang kau tempelkan di sudut bibirmu
dan bercerita kicau nuri
lalu sekonyong-konyong bercerita cemara tua
2/
adalah labirin, mural jantung,kau
kekasih
: cinta itu seperti mega, bergelayut
mendung lalu
rinai
o,tidaklah selamanya mega itu putih
adakalanya mega tersaput jelaga
namun, bila tak pejam mata hati
rasakan pula lembut suria
mengalungkan bianglala
membimbing burung terbang
kembali pulang
ke sarang
3/
jika engkau,kekasihku
pemantik cinta yang mengajak semilir bayu
menyisir bulubulu indah cendrawasih
menoreh baitbait puisi pada kulit pohon
yang diamnya
tetesan getah itu adanya kidung cinta
lalu kepedihan, juga kesukaan
saling mengikat
masih perlukah bertanya tulusnya cinta
sedang di setiap perputaran jarum jam
pikiran yang agung
tidak pernah untuk tidak memikirkan kekasih
: dan adalah kunang-kunang kecil
yang menyatukan sinarnya pada malam
menuju surga.
_________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 21 April 2010
catatan:
langut, melangut; berdasarkan KBBI.hal.876: merasa rindu (sedih, kasih, khawatir,cemas dsb);
nglangut (jawa); berhkayal atau berpikir atau memandang sesuatu dengan rasa yang sangat jauh dan nyaris tak bertepi
la•bi•rin n 1 tempat yg penuh dng jalan dan lorong yg berliku-liku dan simpang siur; 2 sesuatu yg sangat rumit dan berbelit-belit (tt susunan, aturan, dsb)
KEKASIH
lukisan diunduh dari bisikantuntutankasih.blogspot.com
KEKASIH
beberapa kali ombak menerpa bahtera
jika sekali ini ianya, ombak itu, datang lagi
engkau mesti tetap tabah,o, kekasih
di samudra kehidupan
agar menemu simpul-simpul takdir
biar ini diri menyelam di kedalamannya
walau aku ditelan ombak;tenggelam, ikhlaskan
karena untuk itulah aku menjadi imammu
berharap tak lagi kulihat retak
bola matamu,o,kekasih
( “Kekasih” by Imron Tohari – lifespirit 27 August 2011, 22.11 WITA )
KEKASIH
beberapa kali ombak menerpa bahtera
jika sekali ini ianya, ombak itu, datang lagi
engkau mesti tetap tabah,o, kekasih
di samudra kehidupan
agar menemu simpul-simpul takdir
biar ini diri menyelam di kedalamannya
walau aku ditelan ombak;tenggelam, ikhlaskan
karena untuk itulah aku menjadi imammu
berharap tak lagi kulihat retak
bola matamu,o,kekasih
( “Kekasih” by Imron Tohari – lifespirit 27 August 2011, 22.11 WITA )
Minggu, 21 Agustus 2011
RINDU
lukisan diunduh mycoffeerhyme.blogspot.com
RINDU
Mesti bagaimana kupuisikan rindu,o,cintaku?
Di rembang petang suara jangkrik bersahutan
Kemerisik daun bambu bergesek
Tanpamu,hati resah, pikiran mengawang
Membawa namamu ke peraduan mimpi
Mesti bagaimana lagi kupuisikan rindu ini,o,cintaku?
Dengan puisi cintakah yang baitnya bercerita tentang
Dedaunan di pagi hari berselimut embun
Ataukah puisi doa yang gemanya tinggi menjulang
Menerobos malam,mengetuk-ngetuk pintu langit
Berharap berkah ruh suci, di larik namamu
Duhai wahai kekasihku,o,cintaku
Di kalbu, engkau cahya
Bisik katamu, nyala yang api
_______________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 21 August 2011
RINDU
Mesti bagaimana kupuisikan rindu,o,cintaku?
Di rembang petang suara jangkrik bersahutan
Kemerisik daun bambu bergesek
Tanpamu,hati resah, pikiran mengawang
Membawa namamu ke peraduan mimpi
Mesti bagaimana lagi kupuisikan rindu ini,o,cintaku?
Dengan puisi cintakah yang baitnya bercerita tentang
Dedaunan di pagi hari berselimut embun
Ataukah puisi doa yang gemanya tinggi menjulang
Menerobos malam,mengetuk-ngetuk pintu langit
Berharap berkah ruh suci, di larik namamu
Duhai wahai kekasihku,o,cintaku
Di kalbu, engkau cahya
Bisik katamu, nyala yang api
_______________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 21 August 2011
Sabtu, 20 Agustus 2011
Dalam Doa
lukisan by google
Dalam Doa
Ramadhan
Ini waktu menginjak hari ke 21
Biji-biji tasbih ranum embun ma’rifat
Alam kian menyemesta
O, Tuhanku
Cahaya maha Cahaya
Degup jantung ini demikian kencang
Airmata leleh
Dalam ketidak mahaberdayaan
Jiwa yang pencar
Tersungkur
O, Tuhanku
Cahaya maha Cahaya
Biar terbata membaca kitabMu
Hati cintaku kian menggebu
Menyebut asmaMU
_________________________________________
@Imron Tohari – lifespirit 20 August 2011
Dalam Doa
Ramadhan
Ini waktu menginjak hari ke 21
Biji-biji tasbih ranum embun ma’rifat
Alam kian menyemesta
O, Tuhanku
Cahaya maha Cahaya
Degup jantung ini demikian kencang
Airmata leleh
Dalam ketidak mahaberdayaan
Jiwa yang pencar
Tersungkur
O, Tuhanku
Cahaya maha Cahaya
Biar terbata membaca kitabMu
Hati cintaku kian menggebu
Menyebut asmaMU
_________________________________________
@Imron Tohari – lifespirit 20 August 2011
Kamis, 18 Agustus 2011
Air,Matahari,Pelangi
lukisan by aalmarusy.blogspot.com
Air,Matahari,Pelangi
Malam langit bintang gemintang
Pertanda Seribu bulan tlah datang
Bening doa di sudut hening
Tanya berjawab diri nak tenang
Kala Insan bertanya tanya
Asal mula kekasih ada
Tafakur tunduk hanya padaNya
Bening nurani akan berkata :
Dalam masa alam cerita
Samudera memuai menuju bahtera …
Berarak riang bersama Surya
Putih awan pun memayung gembira
Riang mega menari-nari
Bertabur cahaya terang mentari
Sulaiman,BalQis meniti hari
Pertanda tumbuh cinta abadi
Langit biru tersaput jelaga
Halilintar merobek, rinai menerpa
Hati Yusuf tiada mecinta Zulaikha
Duka hati dirundung Nestapa
Sisa hujan membalut bumi
Putih sinar menyapa kembali
Biaskan warna warni pelangi
Tercipta kidung asmara sujati
Saat matahari tahu arti sinarnya
Saat angin tahu arti hembusannya
Saat pelangi tahu arti pesonanya
Saat aku tahu artinya sang aku adanya
Di sana…
Untaian tasbih beriring doa
Ar-Rahmaan* Ar-Rahiim*
Yaa Kabiir* Yaa Kariim*
Bersemayam segala keabadian cinta
_________________________________________________________________
@ Imron Tohari - lifespirit 2008 ( Menyambut Malam Seribu Bulan )
* Ar-Rahmaan ; Maha Pemurah
* Ar-Rahiim ; Maha Penyayang
* Yaa Kabiir ; Maha Besar
* Yaa Karim ; Maha Mulia
Air,Matahari,Pelangi
Malam langit bintang gemintang
Pertanda Seribu bulan tlah datang
Bening doa di sudut hening
Tanya berjawab diri nak tenang
Kala Insan bertanya tanya
Asal mula kekasih ada
Tafakur tunduk hanya padaNya
Bening nurani akan berkata :
Dalam masa alam cerita
Samudera memuai menuju bahtera …
Berarak riang bersama Surya
Putih awan pun memayung gembira
Riang mega menari-nari
Bertabur cahaya terang mentari
Sulaiman,BalQis meniti hari
Pertanda tumbuh cinta abadi
Langit biru tersaput jelaga
Halilintar merobek, rinai menerpa
Hati Yusuf tiada mecinta Zulaikha
Duka hati dirundung Nestapa
Sisa hujan membalut bumi
Putih sinar menyapa kembali
Biaskan warna warni pelangi
Tercipta kidung asmara sujati
Saat matahari tahu arti sinarnya
Saat angin tahu arti hembusannya
Saat pelangi tahu arti pesonanya
Saat aku tahu artinya sang aku adanya
Di sana…
Untaian tasbih beriring doa
Ar-Rahmaan* Ar-Rahiim*
Yaa Kabiir* Yaa Kariim*
Bersemayam segala keabadian cinta
_________________________________________________________________
@ Imron Tohari - lifespirit 2008 ( Menyambut Malam Seribu Bulan )
* Ar-Rahmaan ; Maha Pemurah
* Ar-Rahiim ; Maha Penyayang
* Yaa Kabiir ; Maha Besar
* Yaa Karim ; Maha Mulia
Rabu, 17 Agustus 2011
Puisi Paling Manis
lukisan by google
Di alam imajiner
aku kumpulkan 66 penyair terbaik
untuk menulis satu puisi kemerdekaan paling manis
Serempak mereka berkata
: tak akan pernah tercipta puisi kemerdekaan paling manis
jika negeri ini
di kedai-kedai hati penguasa
cawan-cawan cinta retak
berserak
tanpa bening airmata
oh, Kekasih.
( "Puisi Paling Manis" by lifespirit 17 Agustus 2011 )
Di alam imajiner
aku kumpulkan 66 penyair terbaik
untuk menulis satu puisi kemerdekaan paling manis
Serempak mereka berkata
: tak akan pernah tercipta puisi kemerdekaan paling manis
jika negeri ini
di kedai-kedai hati penguasa
cawan-cawan cinta retak
berserak
tanpa bening airmata
oh, Kekasih.
( "Puisi Paling Manis" by lifespirit 17 Agustus 2011 )
Jalan Hakikat
lukisan diunduh dari literature.wordpress.com
Ku-titipkan
kepedihan
kesukaan
pada awal
pada akhir
Di sana…
aku dan kekasih tiada
menyatu
pada keadaan
membebaskan roh jiwa melangkah
dalam lorong-lorong kematian
Di ladang Kekasih
o,ketakutan itu serupa biji palawija
berebut tumbuh
dengan hasrat yang api
menjadikan airmata langit mengalir
mengkristalmenjadi segumpal hati
dan ianya, airmata langit itu
kekasih
aku
________________________________________________
@ lifespirit 19 January 2009/rev 17 Agustus 2011
Ku-titipkan
kepedihan
kesukaan
pada awal
pada akhir
Di sana…
aku dan kekasih tiada
menyatu
pada keadaan
membebaskan roh jiwa melangkah
dalam lorong-lorong kematian
Di ladang Kekasih
o,ketakutan itu serupa biji palawija
berebut tumbuh
dengan hasrat yang api
menjadikan airmata langit mengalir
mengkristalmenjadi segumpal hati
dan ianya, airmata langit itu
kekasih
aku
________________________________________________
@ lifespirit 19 January 2009/rev 17 Agustus 2011
Rindu yang Entah
lukisan diunduh dari riaa multiply.com
Rindu yang Entah
Di hampar pasir
Duduk sendiri
Menatap ombak menari-nari
Surya memancar terangi pesisir
Ohai, indahnya alam tiada terkata
Layuk nyiur dibuai bayu
Hantarkan rasa ke relung syahdu
Guratkan bayang beribu pesona
Duhai Khalik pencipta sempurna
Pikiran Hamba terbingkai asmara
Gerangan apa segala terasa
Jejak kaki pun mencipta kenangan
Hanyut rindu entah kemana
__________________________________________________________
@ lifespirit, 2 Juni ‘09,/kenangan/ rev 17 Agustus 2011
Rindu yang Entah
Di hampar pasir
Duduk sendiri
Menatap ombak menari-nari
Surya memancar terangi pesisir
Ohai, indahnya alam tiada terkata
Layuk nyiur dibuai bayu
Hantarkan rasa ke relung syahdu
Guratkan bayang beribu pesona
Duhai Khalik pencipta sempurna
Pikiran Hamba terbingkai asmara
Gerangan apa segala terasa
Jejak kaki pun mencipta kenangan
Hanyut rindu entah kemana
__________________________________________________________
@ lifespirit, 2 Juni ‘09,/kenangan/ rev 17 Agustus 2011
Minggu, 24 Juli 2011
Kacamata Dan Kata
lukisan by google
Kacamata Dan Kata
:/Hudan Hidayat
# 1
maka, lingkaran kaca itu
sunyi yang
berayun di keramaian kata
punguti benda-benda
karenanya
orang terhisap
dibakar tungku-
tungku niscaya
; katamu
#2
di cerlang mata
kacamata itu filsuf
menjadikan kata baling-baling
tinggi menjulang ke langit bahasa
kapan ianya, kacamata dan kata
tak berayun sendiri
; katamu
_________________________________
@ Imron Tohari,lifespirit, rev.24 Juli 2011
Kacamata Dan Kata
:/Hudan Hidayat
# 1
maka, lingkaran kaca itu
sunyi yang
berayun di keramaian kata
punguti benda-benda
karenanya
orang terhisap
dibakar tungku-
tungku niscaya
; katamu
#2
di cerlang mata
kacamata itu filsuf
menjadikan kata baling-baling
tinggi menjulang ke langit bahasa
kapan ianya, kacamata dan kata
tak berayun sendiri
; katamu
_________________________________
@ Imron Tohari,lifespirit, rev.24 Juli 2011
Senin, 18 Juli 2011
Maknawi Cinta
lukisan diunduh dari allieallbright.wordpress.com
Maknawi Cinta
iakah cinta itu debaran hati yang tak kunjung usai
dari debar ke debur
dari debur kembali ke debar
semacam ketakutankah? atau cintakah?
di hati cinta
cinta itu tenang air telaga
di atasnya dua angsa menari-nari
dan tenang air telaga akan meriak
jikalau salah satu sayap angsa itu patah
o,di hati cinta
cinta itu semesta
di mana matahari dan bulan saling pukau
saling tujah
bisa jadi, di hati cinta
cinta itu ketiadaan
aku-ku
________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 18 July 2011
Maknawi Cinta
iakah cinta itu debaran hati yang tak kunjung usai
dari debar ke debur
dari debur kembali ke debar
semacam ketakutankah? atau cintakah?
di hati cinta
cinta itu tenang air telaga
di atasnya dua angsa menari-nari
dan tenang air telaga akan meriak
jikalau salah satu sayap angsa itu patah
o,di hati cinta
cinta itu semesta
di mana matahari dan bulan saling pukau
saling tujah
bisa jadi, di hati cinta
cinta itu ketiadaan
aku-ku
________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 18 July 2011
Minggu, 17 Juli 2011
TELISIK I
foto pendukung by regional.kompas.com
TELISIK I
di petak-petak sawah
peluh petani diperas suria
resah pipit mematuk padi
pun
malam terjaga , di sawah
gelap
menganyam angin
mendongeng pada katak dan ular sawah
tentang padi,petani, juga burung pipit
seperti dirinya (katak dan ular sawah)
alam itu, mualamat, berkejaran dengan masa yang
akhirnya terkubur lelap pada nafas tanah
iakah itu ritus sebelum sampai pada kematian?
__________________________________________________
@ Imron Tohari (ID : lifespirit 25.7.2009)
# mualamat : ilmu pengetahuan
#ritus : tata cara dalam upacara beragama
TELISIK I
di petak-petak sawah
peluh petani diperas suria
resah pipit mematuk padi
pun
malam terjaga , di sawah
gelap
menganyam angin
mendongeng pada katak dan ular sawah
tentang padi,petani, juga burung pipit
seperti dirinya (katak dan ular sawah)
alam itu, mualamat, berkejaran dengan masa yang
akhirnya terkubur lelap pada nafas tanah
iakah itu ritus sebelum sampai pada kematian?
__________________________________________________
@ Imron Tohari (ID : lifespirit 25.7.2009)
# mualamat : ilmu pengetahuan
#ritus : tata cara dalam upacara beragama
Jumat, 08 Juli 2011
Mati Suri
lukisan by google
Mati Suri
Pagi! Indonesia yang seri
Duka nian kamu Indonesia
Padi padi jadi bara
Lima sila jadi duri
Pada hati kami kata
Sila jadi meja judi
Para Tuan lupa diri
Jiwa jiwa luka: Kita?
Di Kota juga Desa: Sama
Sana sini gila uang
Meja meja gila Gong
Kini mati suri Indonesia
Di Masjid;Gereja;Pura;Vihara
Nada, sepi gema;bisu
Daun hati yang layu
Tapi, nadi kita Indonesia
_____________________________________
@Imron Tohari _ lifespirit 9 July 2011
Karakter dasar penciptaan karya puisi pola 4444 ini, didasari :
4 huruf dalam satu kata/kalimat,
4 kata/kalimat dalam satu baris, , ( Di tolerir lebih satu kata, bila kata tadi berfungsi sebagai kata tunjuk tempat : di, ke )
4 baris dalam 1 paragraf/bait/larik,
4 paragraf/bait/larik membentuk 1 alur cerita,
bersanjak rima ( rima berpeluk/berpaut ) pada setiap baitnya.
Indonesia; walau lebih dari 4 huruf dalam satu kalimat/kata, bisa di tolerir, sebab Ianya menunjukan dan atau merupakan nama suatu tempat/negara: Indonesia;Masjid;Gereja;Pura;Vihara
si•la n 1 aturan yg melatarbelakangi perilaku seseorang atau bangsa; 2 kelakuan atau perbuatan yg menurut adab (sopan santun); 3 dasar; adab; akhlak; moral: -- dalam Pancasila saling terkait
Mati Suri
Pagi! Indonesia yang seri
Duka nian kamu Indonesia
Padi padi jadi bara
Lima sila jadi duri
Pada hati kami kata
Sila jadi meja judi
Para Tuan lupa diri
Jiwa jiwa luka: Kita?
Di Kota juga Desa: Sama
Sana sini gila uang
Meja meja gila Gong
Kini mati suri Indonesia
Di Masjid;Gereja;Pura;Vihara
Nada, sepi gema;bisu
Daun hati yang layu
Tapi, nadi kita Indonesia
_____________________________________
@Imron Tohari _ lifespirit 9 July 2011
Karakter dasar penciptaan karya puisi pola 4444 ini, didasari :
4 huruf dalam satu kata/kalimat,
4 kata/kalimat dalam satu baris, , ( Di tolerir lebih satu kata, bila kata tadi berfungsi sebagai kata tunjuk tempat : di, ke )
4 baris dalam 1 paragraf/bait/larik,
4 paragraf/bait/larik membentuk 1 alur cerita,
bersanjak rima ( rima berpeluk/berpaut ) pada setiap baitnya.
Indonesia; walau lebih dari 4 huruf dalam satu kalimat/kata, bisa di tolerir, sebab Ianya menunjukan dan atau merupakan nama suatu tempat/negara: Indonesia;Masjid;Gereja;Pura;Vihara
si•la n 1 aturan yg melatarbelakangi perilaku seseorang atau bangsa; 2 kelakuan atau perbuatan yg menurut adab (sopan santun); 3 dasar; adab; akhlak; moral: -- dalam Pancasila saling terkait
Yang Satu
Yang Satu
: Prof. Dimas Arika Miharja
Ayah, pada laku usia
Usai baca duka hati
Budi, ilmu pada arti
Atma baik sepi luka
Kata ayah, akal fana
Kala kita haus ilmu
Biar jauh dari semu
Buka luas mata jiwa
Ayah, pada saat pilu
Kamu ikat luka lara
Kamu tata suka cita
Agar hati jadi padu
Kata ayah, umur, saru
Kini pada sisa usia
Bila bila tiba masa
Puja puji pada Satu
___________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit rev.5 July 2011
Karakter dasar penciptaan karya puisi pola 4444 ini, didasari :
4 huruf dalam satu kata/kalimat,
4 kata/kalimat dalam satu baris,, ( Di tolerir lebih satu kata, bila kata tadi berfungsi sebagai kata tunjuk tempat : di, ke )
4 baris dalam 1 paragraf/bait/larik,
4 paragraf/bait/larik membentuk 1 alur cerita,
bersanjak rima ( rima berpeluk/berpaut ) pada seiap baitnya.
Pada Lima
Pada Lima
Kala pati dera jiwa
Akal budi jadi mati
Bila haus puja puji
Hati buta mati rasa
Bila umat taat adat
Jauh cela jauh dosa
Biar raya biar jaya
Jaga niat yang kuat
Hayo kita sama laju
Ajak mata juga atma
Jaga tata pada lima
Pada niat yang Satu
Agar jauh duka lara
Laku baik saka diri
Bila padu visi misi
cita cita luah suka
( lifespirit 2009 rev. 5 July 2011 )
Karakter dasar penciptaan karya puisi pola 4444 ini, didasari :
4 huruf dalam satu kata/kalimat,
4 kata/kalimat dalam satu baris,( Di tolerir lebih satu kata, bila kata tadi berfungsi sebagai kata tunjuk tempat : di, ke )
4 baris dalam 1 paragraf/bait/larik,
4 paragraf/bait/larik membentuk 1 alur cerita,
bersanjak rima ( rima berpeluk/berpaut ) pada seiap baitnya.
Puisi pola 4444 ini saya ciptakan atas dasar ketertarikan saya pada karya sastra puisi/sajak/syair/pantun yang berbasis akar budaya tanah leluhur yang kita cintai ini.
Berawal dari sana saya tergelitik untuk membuat puisi sanjak rima dengan aturanyang boleh dikata tak lazim, karena pola ini terdiri dari serangkaian tautan kalimat yang per kalimatnya hanya terdapat 4 huruf pada kata/kalimat ( kata dasar ) ; 4 huruf dalam satu kata/kalimat, namun dalam satu kesatuan utuh tubuh karya, dan harus tetap memenuhi unsur sajak baik secara estetika bahasa pun secara estetika pesan/makna.
Sekali lagi perlu saya tekankan di sini, bahwasanya acuan dasar dari pola 4444 adalah sajak rima sastra akar leluhur, Namun begitu pada karya ini (yang selanjutnya saya sebut sebagai puisi pola 4444, lebih menitik beratkan pada jumlah huruf pada kata dan jumlah kata pada baris serta jumlah baris pada bait. Sedang saya pergunakan rima berpeluk semata untuk mendapatkan efec rima (metrum) saat dibaca. Satu lagi pada bacaan puisi pola 4444 dengan rima berpeluk. Pembaca akan mendapatkan efek gema. seakan kita ditarik lagi pada bunyi akhir awal bait. tarikan rima di baris awal bait dengan bunyi rima akhir dibaris akhir pada bait yang sama menciptakan suatu arus gravitasi kata dan atau gravitasi bahasa yang berseakan memantul dan menimbulkan bunyi yang bergema. Contoh: perhatikan efek gema yang ditimbulkan oleh rima yang saya beri tanda ( ) di bawah ini :
Bila umat taat ad(at)
Jauh cela jauh dos(a)
Biar raya biar jay(a)
Jaga niat yang ku(at)
Hayo kita sama laj(u)
Ajak mata juga at(ma)
Jaga tata pada li(ma)
Pada niat yang Sat(u)
Jadi dalam penggunaan rima tidak boleh asal mengejar bunyi saja, dalam pengertian "mengejar bunyi" yang saya maksudkan di sini, yaitu tidak hanya sekedar mencari kesamaan rima di akhir kalimat saja, padahal secara bentukan alur baris dan atau antar barisnya tidak saling terkait maksud/makna, jadi di sini yang saya maksudkan jangan hanya mengejar bunyi rimanya sahaja. Dan mengenai asonansi; perulangan bunyi vokal dalam deretan kata dan atau penggunaan aliterasi ; pengulangan bunyi konsonan dari kata-kata yang berurutan, tidak mesti harus, yang pasti dasar pemikiran penciptaan karya ini sesuai dengan yang saya katakan diatas mengacu dari pola tuang sastra melayu pujangga lama tidak menyimpang dari pola rima berpeluk/berpaut, dan yang pasti tidak menyimpang aturan pola 4444.
salam lifespirit!
Sang Naga
lukisan diunduh http://chineseartstore.com/catalog/images/medium/5849-chinese-dragon-painting-detail.jpg
Sang Naga
Naga emas para Dewa
Liuk laun naik ke mega
Suci laku suci kata
Budi baik arak jiwa
Hong!fana pada akar
Inti kata pada arti
Bila tahu laba rugi
Jauh laku dari ular
Pada bayu, kata Naga
Kamu Hong saya nari
Saya nepi jika duri
Fana,rugi atau laba?
Bila hati satu rasa
Hari hari luah suka
Lupa lara juga duka
Tuan,Nona, ikat kala
______________________________
@Imron Tohari _ lifespirit 8 July 2011
Karakter dasar penciptaan karya puisi pola 4444 ini, didasari :
4 huruf dalam satu kata/kalimat,
4 kata/kalimat dalam satu baris,( Di tolerir lebih satu kata, bila kata tadi berfungsi sebagai kata tunjuk tempat : di, ke )
4 baris dalam 1 paragraf/bait/larik,
4 paragraf/bait/larik membentuk 1 alur cerita,
bersanjak rima ( rima berpeluk/berpaut ) pada setiap baitnya.
Puisi pola 4444 ini saya ciptakan atas dasar ketertarikan saya pada karya sastra puisi/sajak/syair/pantun yang berbasis akar budaya tanah leluhur yang kita cintai ini.
Berawal dari sana saya tergelitik untuk membuat puisi sanjak rima dengan aturanyang boleh dikata tak lazim, karena pola ini terdiri dari serangkaian tautan kalimat yang per kalimatnya hanya terdapat 4 huruf pada kata/kalimat ( kata dasar ) ; 4 huruf dalam satu kata/kalimat, namun dalam satu kesatuan utuh tubuh karya, dan harus tetap memenuhi unsur sajak baik secara estetika bahasa pun secara estetika pesan/makna.
Sekali lagi perlu saya tekankan di sini, bahwasanya acuan dasar dari pola 4444 adalah sajak rima sastra akar leluhur, Namun begitu pada karya ini (yang selanjutnya saya sebut sebagai puisi pola 4444, lebih menitik beratkan pada jumlah huruf pada kata dan jumlah kata pada baris serta jumlah baris pada bait. Sedang saya pergunakan rima berpeluk semata untuk mendapatkan efec rima (metrum) saat dibaca. Satu lagi pada bacaan puisi pola 4444 dengan rima berpeluk. Pembaca akan mendapatkan efek gema. seakan kita ditarik lagi pada bunyi akhir awal bait. tarikan rima di baris awal bait dengan bunyi rima akhir dibaris akhir pada bait yang sama menciptakan suatu arus gravitasi kata dan atau gravitasi bahasa yang berseakan memantul dan menimbulkan bunyi yang bergema. Contoh: perhatikan efek gema yang ditimbulkan oleh rima yang saya beri tanda ( ) di bawah ini :
Hong! fana pada ak(ar)
Inti kata pada art(i)
Bila tahu laba rug(i)
Jauh laku dari ul(ar)
Pada bayu, kata Nag(a)
Kamu Hong saya na(ri)
Saya nepi jika du(ri)
Fana, rugi atau lab(a)?
Jadi dalam penggunaan rima tidak boleh asal mengejar bunyi saja, dalam pengertian "mengejar bunyi" yang saya maksudkan di sini, yaitu tidak hanya sekedar mencari kesamaan rima di akhir kalimat saja, padahal secara bentukan alur baris dan atau antar barisnya tidak saling terkait maksud/makna, jadi di sini yang saya maksudkan jangan hanya mengejar bunyi rimanya sahaja. Dan mengenai asonansi; perulangan bunyi vokal dalam deretan kata dan atau penggunaan aliterasi ; pengulangan bunyi konsonan dari kata-kata yang berurutan, tidak mesti harus, yang pasti dasar pemikiran penciptaan karya ini sesuai dengan yang saya katakan diatas mengacu dari pola tuang sastra melayu pujangga lama tidak menyimpang dari pola rima berpeluk/berpaut, dan yang pasti tidak menyimpang aturan pola 4444.
salam lifespirit!
Sang Naga
Naga emas para Dewa
Liuk laun naik ke mega
Suci laku suci kata
Budi baik arak jiwa
Hong!fana pada akar
Inti kata pada arti
Bila tahu laba rugi
Jauh laku dari ular
Pada bayu, kata Naga
Kamu Hong saya nari
Saya nepi jika duri
Fana,rugi atau laba?
Bila hati satu rasa
Hari hari luah suka
Lupa lara juga duka
Tuan,Nona, ikat kala
______________________________
@Imron Tohari _ lifespirit 8 July 2011
Karakter dasar penciptaan karya puisi pola 4444 ini, didasari :
4 huruf dalam satu kata/kalimat,
4 kata/kalimat dalam satu baris,( Di tolerir lebih satu kata, bila kata tadi berfungsi sebagai kata tunjuk tempat : di, ke )
4 baris dalam 1 paragraf/bait/larik,
4 paragraf/bait/larik membentuk 1 alur cerita,
bersanjak rima ( rima berpeluk/berpaut ) pada setiap baitnya.
Puisi pola 4444 ini saya ciptakan atas dasar ketertarikan saya pada karya sastra puisi/sajak/syair/pantun yang berbasis akar budaya tanah leluhur yang kita cintai ini.
Berawal dari sana saya tergelitik untuk membuat puisi sanjak rima dengan aturanyang boleh dikata tak lazim, karena pola ini terdiri dari serangkaian tautan kalimat yang per kalimatnya hanya terdapat 4 huruf pada kata/kalimat ( kata dasar ) ; 4 huruf dalam satu kata/kalimat, namun dalam satu kesatuan utuh tubuh karya, dan harus tetap memenuhi unsur sajak baik secara estetika bahasa pun secara estetika pesan/makna.
Sekali lagi perlu saya tekankan di sini, bahwasanya acuan dasar dari pola 4444 adalah sajak rima sastra akar leluhur, Namun begitu pada karya ini (yang selanjutnya saya sebut sebagai puisi pola 4444, lebih menitik beratkan pada jumlah huruf pada kata dan jumlah kata pada baris serta jumlah baris pada bait. Sedang saya pergunakan rima berpeluk semata untuk mendapatkan efec rima (metrum) saat dibaca. Satu lagi pada bacaan puisi pola 4444 dengan rima berpeluk. Pembaca akan mendapatkan efek gema. seakan kita ditarik lagi pada bunyi akhir awal bait. tarikan rima di baris awal bait dengan bunyi rima akhir dibaris akhir pada bait yang sama menciptakan suatu arus gravitasi kata dan atau gravitasi bahasa yang berseakan memantul dan menimbulkan bunyi yang bergema. Contoh: perhatikan efek gema yang ditimbulkan oleh rima yang saya beri tanda ( ) di bawah ini :
Hong! fana pada ak(ar)
Inti kata pada art(i)
Bila tahu laba rug(i)
Jauh laku dari ul(ar)
Pada bayu, kata Nag(a)
Kamu Hong saya na(ri)
Saya nepi jika du(ri)
Fana, rugi atau lab(a)?
Jadi dalam penggunaan rima tidak boleh asal mengejar bunyi saja, dalam pengertian "mengejar bunyi" yang saya maksudkan di sini, yaitu tidak hanya sekedar mencari kesamaan rima di akhir kalimat saja, padahal secara bentukan alur baris dan atau antar barisnya tidak saling terkait maksud/makna, jadi di sini yang saya maksudkan jangan hanya mengejar bunyi rimanya sahaja. Dan mengenai asonansi; perulangan bunyi vokal dalam deretan kata dan atau penggunaan aliterasi ; pengulangan bunyi konsonan dari kata-kata yang berurutan, tidak mesti harus, yang pasti dasar pemikiran penciptaan karya ini sesuai dengan yang saya katakan diatas mengacu dari pola tuang sastra melayu pujangga lama tidak menyimpang dari pola rima berpeluk/berpaut, dan yang pasti tidak menyimpang aturan pola 4444.
salam lifespirit!
Rabu, 06 Juli 2011
Ohai!
lukisan by http://www.lintasberita.com/mediabig/6d4764e96dbe8674b9b39ad57b79a336.jpg
Ohai!
Pada jiwa yang laut
Arah tuju pada niat
Bila luka kamu Ikat
Suka cita akan ikut
Ahai! Loba bola mata
Elok nian kamu nona
Akal bisa jadi lena
Bara bisa jadi kata
Tapi, bila baik iman
laku diri akan taat
Pada tuju kian giat
Hari hari elok nian
Ohai! Nona mata jeli
Buka mata buka hati
Jaga laku jaga diri
Maut;ajal, satu kali
_______________________________________
@Imron Tohari _ lifespirit 6 July 2011
je•li a 1 elok dan bercahaya (tt mata)
Karakter dasar penciptaan karya puisi pola 4444 ini, didasari :
4 huruf dalam satu kata/kalimat,
4 kata/kalimat dalam satu baris,( Di tolerir lebih satu kata, bila kata tadi berfungsi sebagai kata tunjuk tempat : di, ke )
4 baris dalam 1 paragraf/bait/larik,
4 paragraf/bait/larik membentuk 1 alur cerita,
bersanjak rima ( rima berpeluk/berpaut ) pada seiap baitnya.
Puisi pola 4444 ini saya ciptakan atas dasar ketertarikan saya pada karya sastra puisi/sajak/syair/pantun yang berbasis akar budaya tanah leluhur yang kita cintai ini.
Berawal dari sana saya tergelitik untuk membuat puisi sanjak rima dengan aturan
yang boleh dikata tak lazim, karena pola ini terdiri dari serangkaian tautan kalimat yang per kalimatnya hanya terdapat 4 huruf pada kata/kalimat ( kata dasar ) ; 4 huruf dalam satu kata/kalimat, namun dalam satu kesatuan utuh tubuh karya, dan harus tetap memenuhi unsur sajak baik secara estetika bahasa pun secara estetika pesan/makna.
Sekali lagi perlu saya tekankan di sini, bahwasanya acuan dasar dari pola 4444 adalah sajak rima sastra akar leluhur, Namun begitu pada karya ini (yang selanjutnya saya sebut sebagai puisi pola 4444, lebih menitik beratkan pada jumlah huruf pada kata dan jumlah kata pada baris serta jumlah baris pada bait. Sedang saya pergunakan rima berpeluk semata untuk mendapatkan efec rima (metrum) saat dibaca. Satu lagi pada bacaan puisi pola 4444 dengan rima berpeluk. Pembaca akan mendapatkan efek gema. seakan kita ditarik lagi pada bunyi akhir awal bait. tarikan rima di baris awal bait dengan bunyi rima akhir dibaris akhir pada bait yang sama menciptakan suatu arus gravitasi kata dan atau gravitasi bahasa yang berseakan memantul dan menimbulkan bunyi yang bergema. Contoh: perhatikan efek gema yang ditimbulkan oleh rima yang saya beri tanda ( ) di bawah ini :
Pada jiwa yang la(ut)
Arah tuju pada niat
Bila luka kamu Ikat
Suka cita akan ik(ut)
Ahai! Loba bola ma(ta)
Elok nian kamu nona
Akal bisa jadi lena
Bara bisa jadi ka(ta)
Jadi dalam penggunaan rima tidak boleh asal mengejar bunyi saja, dalam pengertian "mengejar bunyi" yang saya maksudkan di sini, yaitu tidak hanya sekedar mencari kesamaan rima di akhir kalimat saja, padahal secara bentukan alur baris dan atau antar barisnya tidak saling terkait maksud/makna, jadi di sini yang saya maksudkan jangan hanya mengejar bunyi rimanya sahaja. Dan mengenai asonansi; perulangan bunyi vokal dalam deretan kata dan atau penggunaan aliterasi ; pengulangan bunyi konsonan dari kata-kata yang berurutan, tidak mesti harus, yang pasti dasar pemikiran penciptaan karya ini sesuai dengan yang saya katakan diatas mengacu dari pola tuang sastra melayu pujangga lama tidak menyimpang dari pola rima berpeluk/berpaut, dan yang pasti tidak menyimpang aturan pola 4444.
salam lifespirit!
Ohai!
Pada jiwa yang laut
Arah tuju pada niat
Bila luka kamu Ikat
Suka cita akan ikut
Ahai! Loba bola mata
Elok nian kamu nona
Akal bisa jadi lena
Bara bisa jadi kata
Tapi, bila baik iman
laku diri akan taat
Pada tuju kian giat
Hari hari elok nian
Ohai! Nona mata jeli
Buka mata buka hati
Jaga laku jaga diri
Maut;ajal, satu kali
_______________________________________
@Imron Tohari _ lifespirit 6 July 2011
je•li a 1 elok dan bercahaya (tt mata)
Karakter dasar penciptaan karya puisi pola 4444 ini, didasari :
4 huruf dalam satu kata/kalimat,
4 kata/kalimat dalam satu baris,( Di tolerir lebih satu kata, bila kata tadi berfungsi sebagai kata tunjuk tempat : di, ke )
4 baris dalam 1 paragraf/bait/larik,
4 paragraf/bait/larik membentuk 1 alur cerita,
bersanjak rima ( rima berpeluk/berpaut ) pada seiap baitnya.
Puisi pola 4444 ini saya ciptakan atas dasar ketertarikan saya pada karya sastra puisi/sajak/syair/pantun yang berbasis akar budaya tanah leluhur yang kita cintai ini.
Berawal dari sana saya tergelitik untuk membuat puisi sanjak rima dengan aturan
yang boleh dikata tak lazim, karena pola ini terdiri dari serangkaian tautan kalimat yang per kalimatnya hanya terdapat 4 huruf pada kata/kalimat ( kata dasar ) ; 4 huruf dalam satu kata/kalimat, namun dalam satu kesatuan utuh tubuh karya, dan harus tetap memenuhi unsur sajak baik secara estetika bahasa pun secara estetika pesan/makna.
Sekali lagi perlu saya tekankan di sini, bahwasanya acuan dasar dari pola 4444 adalah sajak rima sastra akar leluhur, Namun begitu pada karya ini (yang selanjutnya saya sebut sebagai puisi pola 4444, lebih menitik beratkan pada jumlah huruf pada kata dan jumlah kata pada baris serta jumlah baris pada bait. Sedang saya pergunakan rima berpeluk semata untuk mendapatkan efec rima (metrum) saat dibaca. Satu lagi pada bacaan puisi pola 4444 dengan rima berpeluk. Pembaca akan mendapatkan efek gema. seakan kita ditarik lagi pada bunyi akhir awal bait. tarikan rima di baris awal bait dengan bunyi rima akhir dibaris akhir pada bait yang sama menciptakan suatu arus gravitasi kata dan atau gravitasi bahasa yang berseakan memantul dan menimbulkan bunyi yang bergema. Contoh: perhatikan efek gema yang ditimbulkan oleh rima yang saya beri tanda ( ) di bawah ini :
Pada jiwa yang la(ut)
Arah tuju pada niat
Bila luka kamu Ikat
Suka cita akan ik(ut)
Ahai! Loba bola ma(ta)
Elok nian kamu nona
Akal bisa jadi lena
Bara bisa jadi ka(ta)
Jadi dalam penggunaan rima tidak boleh asal mengejar bunyi saja, dalam pengertian "mengejar bunyi" yang saya maksudkan di sini, yaitu tidak hanya sekedar mencari kesamaan rima di akhir kalimat saja, padahal secara bentukan alur baris dan atau antar barisnya tidak saling terkait maksud/makna, jadi di sini yang saya maksudkan jangan hanya mengejar bunyi rimanya sahaja. Dan mengenai asonansi; perulangan bunyi vokal dalam deretan kata dan atau penggunaan aliterasi ; pengulangan bunyi konsonan dari kata-kata yang berurutan, tidak mesti harus, yang pasti dasar pemikiran penciptaan karya ini sesuai dengan yang saya katakan diatas mengacu dari pola tuang sastra melayu pujangga lama tidak menyimpang dari pola rima berpeluk/berpaut, dan yang pasti tidak menyimpang aturan pola 4444.
salam lifespirit!
Dialektika Rindu 4
Sabtu, 02 Juli 2011
TELISIK I
lukisan by google
TELISIK I
di petak-petak sawah
peluh petani diperas suria
resah pipit mematuk padi
pun
malam terjaga , di sawah
gelap
menganyam angin
mendongeng pada katak dan ular sawah
tentang padi,petani, juga burung pipit
seperti dirinya (katak dan ular sawah)
alam itu, mualamat, berkejaran dengan masa yang
akhirnya terkubur lelap pada nafas tanah
iakah itu ritus sebelum sampai pada kematian?
__________________________________________________
@ Imron Tohari (ID : lifespirit 25.7.2009)
# mualamat : ilmu pengetahuan
#ritus : tata cara dalam upacara beragama
TELISIK I
di petak-petak sawah
peluh petani diperas suria
resah pipit mematuk padi
pun
malam terjaga , di sawah
gelap
menganyam angin
mendongeng pada katak dan ular sawah
tentang padi,petani, juga burung pipit
seperti dirinya (katak dan ular sawah)
alam itu, mualamat, berkejaran dengan masa yang
akhirnya terkubur lelap pada nafas tanah
iakah itu ritus sebelum sampai pada kematian?
__________________________________________________
@ Imron Tohari (ID : lifespirit 25.7.2009)
# mualamat : ilmu pengetahuan
#ritus : tata cara dalam upacara beragama
Senin, 27 Juni 2011
Iakah Puisi
lukisan diunduh http://static.republika.co.id/uploads/images/headline/ilustrasi-_110527201103-607.jpg
Iakah Puisi
Pu itu hanya pu
Meruang tapi tak, arti
Isi itu inti
Sesuatu yang ada
Puisi itu Pu yang tak pu
Isi yang tak hanya Isi, sebab ada pu
Pu + isi
Dari tak arti
Menjadi makna
("Iakah Puisi" by Imron Tohari _ lifespirit 28 Juni 2011)
Karya di atas terinspirasi karya "KEKURANGAJARANKU" by Muhammad Rain : http://www.facebook.com/notes/muhammad-rain/0263-kekurangajaranku-muhrain/141633132580384?notif_t=note_reply
Iakah Puisi
Pu itu hanya pu
Meruang tapi tak, arti
Isi itu inti
Sesuatu yang ada
Puisi itu Pu yang tak pu
Isi yang tak hanya Isi, sebab ada pu
Pu + isi
Dari tak arti
Menjadi makna
("Iakah Puisi" by Imron Tohari _ lifespirit 28 Juni 2011)
Karya di atas terinspirasi karya "KEKURANGAJARANKU" by Muhammad Rain : http://www.facebook.com/notes/muhammad-rain/0263-kekurangajaranku-muhrain/141633132580384?notif_t=note_reply
Sabtu, 25 Juni 2011
OBITUARI
lukisan by http://jankarpisek.cz/img/paintings_20056/africky_archetyp.jpg
OBITUARI
Seorang lelaki berjalan tergesagesa menuju tanah lapang yang di atasnya tumbuh rerumputan hijau berbalur embun yang entah kenapa semakin kutatap semakin aku terhisap untuk mengikutinya sampai pada akhirnya aku melihat dengan jelas lelaki berjalan tergesagesa itu tidak lain jiwaku yang lalu telimpuh memeluk epitaf bertulis telah dimakamkan airmata gelisah selama di Dunia.
Di antara hening yang bunyi tak sesuatu benih kebencian bisa tumbuh subur di ladang nurani manakala engkau lihat kelopak kamboja luruh satu demi satu memeluk tanah basah dan ianya mendengar suara kubur berkata bagaimana mungkin selama hidupmu kau bangun muralmural kota di keramaian pikiran dengan mengatasnamakan cinta sedang bahanbahannya engkau ambil dari gudang nafsu ke duniawian dan di dalam kubur hal seperti itu yang menjadikan ruh terpenjara kesakitan yang api.
Di tanah kubur lelaki yang berjalan tergesa-gesa itu yang tiada lain dari jiwaku melihat kelopak kamboja menggenggam erat sebutir embun sisa malam yang dari bibir gelisahnya kelopak kamboja itu membisik dan nyaris tak terdengar dan ianya membicarakan tentang cinta yang katanya tiada sesiapa bisa memahami sebenarbenarnya cinta kecuali jiwa mereka telah terlebih dahulu memahami nyanyian kubur.
@ Imron Tohari _ lifespirit 24 Juni 2011
OBITUARI
Seorang lelaki berjalan tergesagesa menuju tanah lapang yang di atasnya tumbuh rerumputan hijau berbalur embun yang entah kenapa semakin kutatap semakin aku terhisap untuk mengikutinya sampai pada akhirnya aku melihat dengan jelas lelaki berjalan tergesagesa itu tidak lain jiwaku yang lalu telimpuh memeluk epitaf bertulis telah dimakamkan airmata gelisah selama di Dunia.
Di antara hening yang bunyi tak sesuatu benih kebencian bisa tumbuh subur di ladang nurani manakala engkau lihat kelopak kamboja luruh satu demi satu memeluk tanah basah dan ianya mendengar suara kubur berkata bagaimana mungkin selama hidupmu kau bangun muralmural kota di keramaian pikiran dengan mengatasnamakan cinta sedang bahanbahannya engkau ambil dari gudang nafsu ke duniawian dan di dalam kubur hal seperti itu yang menjadikan ruh terpenjara kesakitan yang api.
Di tanah kubur lelaki yang berjalan tergesa-gesa itu yang tiada lain dari jiwaku melihat kelopak kamboja menggenggam erat sebutir embun sisa malam yang dari bibir gelisahnya kelopak kamboja itu membisik dan nyaris tak terdengar dan ianya membicarakan tentang cinta yang katanya tiada sesiapa bisa memahami sebenarbenarnya cinta kecuali jiwa mereka telah terlebih dahulu memahami nyanyian kubur.
@ Imron Tohari _ lifespirit 24 Juni 2011
Rabu, 22 Juni 2011
Pemburu yang Diburu
lukisan by google
Pemburu yang Diburu
kulihat diri asyik memandang langit
dan sesiapa saja; termasuk aku
di punggung-punggung keadaan
pemburu bisa serupa yang diburu
yang diburu bisa serupa pemburu
saat memandang awan, pagi
perlu keyakinan memanah matahari
yang sinarnya memancar itu
jadikan benih kuasa
menetak penggal kecamuk amuk ,hati!
matahari-ku-mu-lah pemburu
berdiri tegak menatap dunia
saat malam, mata jasmani kugantung
untuk langit
mata hati menetak bulan
yang sinarnya memancar itu
aku
pemburu
diburu
duhai,o,duhai pemilik cahaya
di punggung-punggung keniscayaan
bila aku serupa duri
biar aku menjadi duri yang
menyelimuti tubuh kaktus
______________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit, 25 Maret 2010/rev/22 Juni 2011
Catatan : Pada kaktus dan beberapa tumbuhan daerah kering lainnya (xerofit), duri merupakan modifikasi dari daun. Fungsi metabolism daun sepenuhnya dilakukan pada epidermis batang dan daun berubah menjadi duri untuk mengurangi transpirasi (Bahasa Inggris:transpiration; hilangnya uap air dari permukaan tumbuhan). Sumber dari Wikipedia bahasa Indonesia.
Pemburu yang Diburu
kulihat diri asyik memandang langit
dan sesiapa saja; termasuk aku
di punggung-punggung keadaan
pemburu bisa serupa yang diburu
yang diburu bisa serupa pemburu
saat memandang awan, pagi
perlu keyakinan memanah matahari
yang sinarnya memancar itu
jadikan benih kuasa
menetak penggal kecamuk amuk ,hati!
matahari-ku-mu-lah pemburu
berdiri tegak menatap dunia
saat malam, mata jasmani kugantung
untuk langit
mata hati menetak bulan
yang sinarnya memancar itu
aku
pemburu
diburu
duhai,o,duhai pemilik cahaya
di punggung-punggung keniscayaan
bila aku serupa duri
biar aku menjadi duri yang
menyelimuti tubuh kaktus
______________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit, 25 Maret 2010/rev/22 Juni 2011
Catatan : Pada kaktus dan beberapa tumbuhan daerah kering lainnya (xerofit), duri merupakan modifikasi dari daun. Fungsi metabolism daun sepenuhnya dilakukan pada epidermis batang dan daun berubah menjadi duri untuk mengurangi transpirasi (Bahasa Inggris:transpiration; hilangnya uap air dari permukaan tumbuhan). Sumber dari Wikipedia bahasa Indonesia.
Sabtu, 18 Juni 2011
Bulan Tersungkur Dalam Sangkar
lukisan by google
Bulan Tersungkur Dalam Sangkar
Maka, nafsu itu adalah hidup
Pikiran tumbuh di hutan api
Dan engkau, yang karenanya jiwa terbakar
tak akan mendengar
nyanyian indera menuju ke Surga
Lalu, mesti dibagaimanakan kebahagiaan itu?
O, alangkah luas rahasia Kekasih,
saat engkau dilahirkan, saat itu pula
udara yang engkau hisap menjadi tangga
dan engkau mesti mendaki takdirmu
setapak demi setapak.
Duhai wahai diri yang kini tengah dijerat cinta
di mana hati merah
yang mengalir wangi sungai asmara?
__________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 19 June 2011
Bulan Tersungkur Dalam Sangkar
Maka, nafsu itu adalah hidup
Pikiran tumbuh di hutan api
Dan engkau, yang karenanya jiwa terbakar
tak akan mendengar
nyanyian indera menuju ke Surga
Lalu, mesti dibagaimanakan kebahagiaan itu?
O, alangkah luas rahasia Kekasih,
saat engkau dilahirkan, saat itu pula
udara yang engkau hisap menjadi tangga
dan engkau mesti mendaki takdirmu
setapak demi setapak.
Duhai wahai diri yang kini tengah dijerat cinta
di mana hati merah
yang mengalir wangi sungai asmara?
__________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 19 June 2011
Senin, 13 Juni 2011
Di Kolam Matamu
lukisan by google
Di Kolam Matamu
Di kursi taman ini, sore
pertama kali mengenalmu
gerimis yang nyanyi
aku berenang di kolam matamu
dan engkau bahagia
Kini tanpa gerimis yang nyanyi
di kursi taman
sebisanya untuk aku pahami
mencari luka
di kolam matamu
________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 13 Mei 2011
Di Kolam Matamu
Di kursi taman ini, sore
pertama kali mengenalmu
gerimis yang nyanyi
aku berenang di kolam matamu
dan engkau bahagia
Kini tanpa gerimis yang nyanyi
di kursi taman
sebisanya untuk aku pahami
mencari luka
di kolam matamu
________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 13 Mei 2011
Selasa, 24 Mei 2011
Kaukah yang Menetak Rasa Itu?
lukisan by google
Kaukah yang Menetak Rasa Itu?
pada ketidaksetiaan usia
kebahagiaan adakalanya mengajak orang lupa Tuhan
sedang kesemuannya itu tak lebih seperti buih
diayun gelombang ke tepi pantai lalu lesap
begitu juga tlah Kau gambarkan pada kami
tentang sepupu musa yang sholeh
lalu karena manisnya kebahagiaan pikiran
justru ianya ditelan celaka!
o, Kaukah itu yang tak pernah pejam?
saat kebahagiaan-kebahagiaan pikiran
kutetak sampai serpih
serupa benih
di punggung-punggung ketidakberdayaan
kutabur angin barat desaunya
serupa suara rintih harut dan marut
sujud: bertasbih
kala sayap ianya patah di bulu lentik Zahra
______________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 25 Desember 2009
Kaukah yang Menetak Rasa Itu?
pada ketidaksetiaan usia
kebahagiaan adakalanya mengajak orang lupa Tuhan
sedang kesemuannya itu tak lebih seperti buih
diayun gelombang ke tepi pantai lalu lesap
begitu juga tlah Kau gambarkan pada kami
tentang sepupu musa yang sholeh
lalu karena manisnya kebahagiaan pikiran
justru ianya ditelan celaka!
o, Kaukah itu yang tak pernah pejam?
saat kebahagiaan-kebahagiaan pikiran
kutetak sampai serpih
serupa benih
di punggung-punggung ketidakberdayaan
kutabur angin barat desaunya
serupa suara rintih harut dan marut
sujud: bertasbih
kala sayap ianya patah di bulu lentik Zahra
______________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 25 Desember 2009
Sabtu, 21 Mei 2011
Kidung Pelangi
lukisan by google
Kidung Pelangi
Di pinggir telaga
lama kita duduk berdua
awan pun cerah berseri
tapi tidak dengan lengkung pelangi
Kamu bilang
warna-warni itu telah menghilang
Ah, kamu salah mengerti, jelita
lihat di atas sana…
seperti kala kita lihat semasa kecil dulu
biar tanpa lengkung pelangi, langit tetap biru
burung-burung kecil juga
terlihat terbang, berkejaran
berlatar putih mega beriring
Duh jelita
tidak semua alam dengan kidung sama
kemarikan tanganmu
dalam gengam
masih kujaga indah
pelangi, di pucuk-pucuk rindu
_____________________________________
@ lifespirit 5.1.09/7.3.09
Kidung Pelangi
Di pinggir telaga
lama kita duduk berdua
awan pun cerah berseri
tapi tidak dengan lengkung pelangi
Kamu bilang
warna-warni itu telah menghilang
Ah, kamu salah mengerti, jelita
lihat di atas sana…
seperti kala kita lihat semasa kecil dulu
biar tanpa lengkung pelangi, langit tetap biru
burung-burung kecil juga
terlihat terbang, berkejaran
berlatar putih mega beriring
Duh jelita
tidak semua alam dengan kidung sama
kemarikan tanganmu
dalam gengam
masih kujaga indah
pelangi, di pucuk-pucuk rindu
_____________________________________
@ lifespirit 5.1.09/7.3.09
Kamis, 19 Mei 2011
Sajak yang Kutulis Untukmu Mungkin Akan Kuberi Judul Piano
lukisan by google
Sajak yang Kutulis Untukmu Mungkin Akan Kuberi Judul Piano
Kursi yang menatapku itu
biasanya ada engkau
Dan jari jemari nan syahdu
menabur benih rindu
O, pemilik lentik jemari
berlaksa ilusi terpahat di mimpi
Tanpa bunyi apa ini diri
tut-tut nada sebisu sunyi
Pertalian hati
iakah serupa hening yang nyanyi?
_________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit, 19 Mei 2011
Sajak yang Kutulis Untukmu Mungkin Akan Kuberi Judul Piano
Kursi yang menatapku itu
biasanya ada engkau
Dan jari jemari nan syahdu
menabur benih rindu
O, pemilik lentik jemari
berlaksa ilusi terpahat di mimpi
Tanpa bunyi apa ini diri
tut-tut nada sebisu sunyi
Pertalian hati
iakah serupa hening yang nyanyi?
_________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit, 19 Mei 2011
Senin, 16 Mei 2011
Cinta dan Rindu
lukisan by google
Baru sore tadi hujan
malam ini terasa gerah
Di luar gerah
di dalam diri resah
Kubuka jendela
angin mengoyang-goyang kelambu
seperti perasaan rinduku yang
mengoyang-goyang pohon hati
Di setiap kali mengingatmu
o, kekasih, engkaulah itu ranum buah
semerbak wangi surga
Ibarat daun, o, kekasih, engkaulah yang
senantiasa menitip kecup di mihrab-Nya, untukku
seperti ianya, daun itu setia hingga kering dahan
sampai lalu: luruh
di liat tanah menjadi humus
( "Cinta dan Rindu" by lifespirit 16 Mei 2011 )
Baru sore tadi hujan
malam ini terasa gerah
Di luar gerah
di dalam diri resah
Kubuka jendela
angin mengoyang-goyang kelambu
seperti perasaan rinduku yang
mengoyang-goyang pohon hati
Di setiap kali mengingatmu
o, kekasih, engkaulah itu ranum buah
semerbak wangi surga
Ibarat daun, o, kekasih, engkaulah yang
senantiasa menitip kecup di mihrab-Nya, untukku
seperti ianya, daun itu setia hingga kering dahan
sampai lalu: luruh
di liat tanah menjadi humus
( "Cinta dan Rindu" by lifespirit 16 Mei 2011 )
Kamis, 12 Mei 2011
Mei, O, Amuk
lukisan by google
Mei, O, Amuk
Sembilanbelas sembilandelapan
Amoi, o, amuk
Membakar langit
Aqidah mati
Tiang tanpa bendera
Tiktak tik taktik
Negara.Tikam!
Terpikat cendrawasih
Perkosa kitab
O, Garuda ma!ti
Sumpah seranah
Bergulir musim---
Hujan menganak sungai
Cemara tua
Kaukah?Kekasih?
________________________________________________________
@ Imron tohari _ lifespirit 16 Mei 2010/rev/12 Mei 2011
Mei, O, Amuk
Sembilanbelas sembilandelapan
Amoi, o, amuk
Membakar langit
Aqidah mati
Tiang tanpa bendera
Tiktak tik taktik
Negara.Tikam!
Terpikat cendrawasih
Perkosa kitab
O, Garuda ma!ti
Sumpah seranah
Bergulir musim---
Hujan menganak sungai
Cemara tua
Kaukah?Kekasih?
________________________________________________________
@ Imron tohari _ lifespirit 16 Mei 2010/rev/12 Mei 2011
Minggu, 08 Mei 2011
Dalam Pencarian Tuhan
lukisan by google
Dalam Pencarian Tuhan
Biar matahari hanya untuk siang
Bukan berarti dia tiada kala malam
Kecuali ianya meringkuk di sebalik awan langit
Biar bulan hanya untuk malam
Bukan berarti dia tiada kala siang
Kecuali ianya meringkuk di sebalik awan langit
Di sudut bumi belah setengah
Masih perlukah mempertanyakan lagi
Ada dan tiada
Maujud dan tak maujud
Siapa berhasrat meneguk niat membimbing cahaya rasa,*
mengubah kidungan langit demi peribadatan,*
tapi mereka enggan penasaran*
Lalu pikiran dan keyakinan serta merta beradu dentam
Diantara siang dan malam hasrat duniawi menikam-nikam gairah
___________________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 17 April ‘08/8 Mei’11
* dipetik dari karya Nurel Javissyarqi, “Kitab Para Malaikat” Antologi tunggal ; hal.90 – XV:LXIX.
Dalam Pencarian Tuhan
Biar matahari hanya untuk siang
Bukan berarti dia tiada kala malam
Kecuali ianya meringkuk di sebalik awan langit
Biar bulan hanya untuk malam
Bukan berarti dia tiada kala siang
Kecuali ianya meringkuk di sebalik awan langit
Di sudut bumi belah setengah
Masih perlukah mempertanyakan lagi
Ada dan tiada
Maujud dan tak maujud
Siapa berhasrat meneguk niat membimbing cahaya rasa,*
mengubah kidungan langit demi peribadatan,*
tapi mereka enggan penasaran*
Lalu pikiran dan keyakinan serta merta beradu dentam
Diantara siang dan malam hasrat duniawi menikam-nikam gairah
___________________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 17 April ‘08/8 Mei’11
* dipetik dari karya Nurel Javissyarqi, “Kitab Para Malaikat” Antologi tunggal ; hal.90 – XV:LXIX.
Sabtu, 07 Mei 2011
Negeriku yang Bertanya Siapa
lukisan by google
Di Negeri sendiri betapa aneh kulihat kejujuran serupa hantu
Wibawa pemerintahan negara luruh meluruh; gugur kamboja
Di Negeri sendiri kerakyatan itu parlemen
Parlemen itu kerakyatan: saling tunjuk
siapa yang mencerabuti bulu-bulu Garuda?
("Negeriku yang Bertanya Siapa" by lifespirit 9 Mei 2011)
Di Negeri sendiri betapa aneh kulihat kejujuran serupa hantu
Wibawa pemerintahan negara luruh meluruh; gugur kamboja
Di Negeri sendiri kerakyatan itu parlemen
Parlemen itu kerakyatan: saling tunjuk
siapa yang mencerabuti bulu-bulu Garuda?
("Negeriku yang Bertanya Siapa" by lifespirit 9 Mei 2011)
Rabu, 04 Mei 2011
Mengetuk Pintu Langit
lukisan by google
Mengetuk Pintu Langit
Aku bertanya pada muhib hakikat Nur
dan kulihat bibir muhib itu bercahaya
Saat muhib kutanya tentang hakikat rasa yang merasa
kulihat bibirnya yang bercahaya itu dilapisi bening air mata
________________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 4 Mei 2011
mu•hib Ar n 1 yg mencintai; pencinta; 2 orang yg berusaha terus memahami Allah Swt. krn rindunya untuk menyaksikan keagungan-Nya
Mengetuk Pintu Langit
Aku bertanya pada muhib hakikat Nur
dan kulihat bibir muhib itu bercahaya
Saat muhib kutanya tentang hakikat rasa yang merasa
kulihat bibirnya yang bercahaya itu dilapisi bening air mata
________________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 4 Mei 2011
mu•hib Ar n 1 yg mencintai; pencinta; 2 orang yg berusaha terus memahami Allah Swt. krn rindunya untuk menyaksikan keagungan-Nya
Hakikat Tentang Keyakinan
lukisan by google
Hakikat Tentang Keyakinan
Meyakini keberadaan Kekasih
seperti saat menatap ketinggian langit yang
dipenuhi gumpalan awan putih, ada, namun tak tersentuh
Duhai wahai engkau yang tengah dijerat cinta
Dalam diri orang-orang tak ber-Tuhan pikiran itu kuasa
berkehendak atas keinginan-keinginan
lalu mereka, orang-orang tak ber-Tuhan itu serempak berkata
bila pikiran yang menjadikan pengetahuan berkuasa akan hidup
iakah mesti jiwa ini tersalib Tanya akan Kekasih?
O, duhai wahai engkau yang tengah dijerat cinta
diperjalanan spiritual keheningan itu kristalisasi sunyi
Dalam diri orang beriman, seperti halnya hafiz
juga para pencinta
menemu keberadaan rumah Kekasih
mesti rela meninggalkan kebun-kebun pikiran
yang pohon buahnya ranum duniawi
dan membiarkan jiwa berjalan melewati lembah
dengan kanan kirinya berserak burung-burung pemakan bangkai
__________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 4 Mei 2011
Hakikat Tentang Keyakinan
Meyakini keberadaan Kekasih
seperti saat menatap ketinggian langit yang
dipenuhi gumpalan awan putih, ada, namun tak tersentuh
Duhai wahai engkau yang tengah dijerat cinta
Dalam diri orang-orang tak ber-Tuhan pikiran itu kuasa
berkehendak atas keinginan-keinginan
lalu mereka, orang-orang tak ber-Tuhan itu serempak berkata
bila pikiran yang menjadikan pengetahuan berkuasa akan hidup
iakah mesti jiwa ini tersalib Tanya akan Kekasih?
O, duhai wahai engkau yang tengah dijerat cinta
diperjalanan spiritual keheningan itu kristalisasi sunyi
Dalam diri orang beriman, seperti halnya hafiz
juga para pencinta
menemu keberadaan rumah Kekasih
mesti rela meninggalkan kebun-kebun pikiran
yang pohon buahnya ranum duniawi
dan membiarkan jiwa berjalan melewati lembah
dengan kanan kirinya berserak burung-burung pemakan bangkai
__________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 4 Mei 2011
Ingin Kutulis Sajak Bahagia yang ada Serupa Tapi
lukisan by google
Ingin Kutulis Sajak Bahagia yang ada Serupa Tapi
Entah kenapa saat aku ingin menulis sajak cinta,
aku kehilangan huruf c
Saat kualihkan menulis sajak rindu,
aku kehilangan huruf r
Kala ingin kutulis sajak penuh harap
kalimat-kalimat berderet serupa tapi
iakah mesti seperti itu rasa dan fikiran?
Bahkan saat aku berfikir
Aku butuh pekerjaan....
Tapi pekerjaan itu sulit
Aku butuh makan....
Tapi cari makan itu rumit
Aku ingin hidup....
Tapi hidup itu susah
Aku ingin punya pacar...
Tapi punya pacar itu ngurangi kebebasan
Aku ingin punya istri....
Tapi punya istri itu beban
Aku ingin punya anak...
Tapi punya anak itu merepotkan
Aku ingin karier...
Tapi karier itu menyita waktu
Aku ingin banyak uang
Tapi banyak uang mesti kerja keras
Aku ingin kehidupanku tenang;bahagia
Tapi iakah seperti itu bila berkeluh sahaja?
( @ Imron Tohari _ lifespirit 3 Mei 2011 )
Ingin Kutulis Sajak Bahagia yang ada Serupa Tapi
Entah kenapa saat aku ingin menulis sajak cinta,
aku kehilangan huruf c
Saat kualihkan menulis sajak rindu,
aku kehilangan huruf r
Kala ingin kutulis sajak penuh harap
kalimat-kalimat berderet serupa tapi
iakah mesti seperti itu rasa dan fikiran?
Bahkan saat aku berfikir
Aku butuh pekerjaan....
Tapi pekerjaan itu sulit
Aku butuh makan....
Tapi cari makan itu rumit
Aku ingin hidup....
Tapi hidup itu susah
Aku ingin punya pacar...
Tapi punya pacar itu ngurangi kebebasan
Aku ingin punya istri....
Tapi punya istri itu beban
Aku ingin punya anak...
Tapi punya anak itu merepotkan
Aku ingin karier...
Tapi karier itu menyita waktu
Aku ingin banyak uang
Tapi banyak uang mesti kerja keras
Aku ingin kehidupanku tenang;bahagia
Tapi iakah seperti itu bila berkeluh sahaja?
( @ Imron Tohari _ lifespirit 3 Mei 2011 )
Kamis, 28 April 2011
Amuk 1998, Amuk 2010
lukisan by google
Amuk 1998, Amuk 2010
Membakar langit
Amoi,o.Amuk
Aqidah mati
Tiang tanpa bendera
Tik tak tik tak tik
Negara.Tikam!
Terpikat cendrawasih
Perkosa kitab
O, Garuda ma!ti
Tikus berburu kucing
Sumpah seranah
Bergulir musim---
Hujan menganak sungai
Cemara tua
Kaukah?Kekasih?
___________________________________________
@ Imron tohari _ lifespirit 16 Mei 2010
Amuk 1998, Amuk 2010
Membakar langit
Amoi,o.Amuk
Aqidah mati
Tiang tanpa bendera
Tik tak tik tak tik
Negara.Tikam!
Terpikat cendrawasih
Perkosa kitab
O, Garuda ma!ti
Tikus berburu kucing
Sumpah seranah
Bergulir musim---
Hujan menganak sungai
Cemara tua
Kaukah?Kekasih?
___________________________________________
@ Imron tohari _ lifespirit 16 Mei 2010
Selasa, 26 April 2011
Tentang Rasa Cinta
Tentang Asa
Kemala Di Bukit Cinta
lukisan by google
Kemala Di Bukit Cinta
Bila cinta bersapa, rumput menghijau di padang gembala
burung bersenandung riang di dahandahan pohon perdu
Riuh bersorak, bijibiji palawija tumbuh subur di atas bantala
melantun hikmat syair bujanga dalam irama nan syahdu
Bila cinta ada, hatiku;hatimu saling berdetak merasa
keramaian dan kesunyian samasama di pusaran hening
Segala semak segala ganja segala khamr tersingkir binasa
wewangi tanaman bercerita katak yang bercermin di air bening
Bila cinta tulus, tujuh langit berlapis terkuak, seluruh alam menyerta
para pecinta, telimpuh meretas kemala meneguk air purnama˗˗ raya
muda-mudi bersitatap memanahbisu berikrar menembang asmarandana
_____________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 15 Desember 2010
ke•ma•la : batu yang indah dan bercahaya, banyak khasiatnya dan mengandung kesaktian
purnama raya : saat bulan bundar benar (tanggal 14 dan 15 bulan Kamariah); bulan (30 atau 31 hari)
telimpuh : duduk dengan kaki dilipat kebelakang;bersimpuh
kharm : bangsa arab menyebutnya air api dan atau sejenis minuman keras
asmarandana ; asmaradahana ; bentuk komposisi tembang macapat, biasanya digunakan untuk mengungkapkan rasa sedih, prihatin, atau rasa cinta, mempunyai bait yg terdiri atas tujuh baris, masing-masing bervokal akhir i,a,e,a,a,u,a
Kemala Di Bukit Cinta
Bila cinta bersapa, rumput menghijau di padang gembala
burung bersenandung riang di dahandahan pohon perdu
Riuh bersorak, bijibiji palawija tumbuh subur di atas bantala
melantun hikmat syair bujanga dalam irama nan syahdu
Bila cinta ada, hatiku;hatimu saling berdetak merasa
keramaian dan kesunyian samasama di pusaran hening
Segala semak segala ganja segala khamr tersingkir binasa
wewangi tanaman bercerita katak yang bercermin di air bening
Bila cinta tulus, tujuh langit berlapis terkuak, seluruh alam menyerta
para pecinta, telimpuh meretas kemala meneguk air purnama˗˗ raya
muda-mudi bersitatap memanahbisu berikrar menembang asmarandana
_____________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 15 Desember 2010
ke•ma•la : batu yang indah dan bercahaya, banyak khasiatnya dan mengandung kesaktian
purnama raya : saat bulan bundar benar (tanggal 14 dan 15 bulan Kamariah); bulan (30 atau 31 hari)
telimpuh : duduk dengan kaki dilipat kebelakang;bersimpuh
kharm : bangsa arab menyebutnya air api dan atau sejenis minuman keras
asmarandana ; asmaradahana ; bentuk komposisi tembang macapat, biasanya digunakan untuk mengungkapkan rasa sedih, prihatin, atau rasa cinta, mempunyai bait yg terdiri atas tujuh baris, masing-masing bervokal akhir i,a,e,a,a,u,a
Sabtu, 23 April 2011
Gerimis yang Nyanyi
lukisan by google
Gerimis yang Nyanyi
Dalam hal biasa,
gemericik sungai di belakang rumah hanya bunyi
Tapi kala melaun rindu,
terdengar jerit lelaki tua, dan
kulihat ianya menancapkan gagang pancing di tanah
dengan kedua tangan menggenggam ikan yang menggelepar
Saat kudekati, lelaki tua itu menatapku
ianya berubah kian senja
dengan gerimis yang nyanyi
Jikalau ikan yang menggelepar itu jiwaku
ingin kunikmati malam
tanpa rintik air mata.
_______________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit April 24, 2011
Gerimis yang Nyanyi
Dalam hal biasa,
gemericik sungai di belakang rumah hanya bunyi
Tapi kala melaun rindu,
terdengar jerit lelaki tua, dan
kulihat ianya menancapkan gagang pancing di tanah
dengan kedua tangan menggenggam ikan yang menggelepar
Saat kudekati, lelaki tua itu menatapku
ianya berubah kian senja
dengan gerimis yang nyanyi
Jikalau ikan yang menggelepar itu jiwaku
ingin kunikmati malam
tanpa rintik air mata.
_______________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit April 24, 2011
Jumat, 22 April 2011
Pada yang Mana Bisa Menghindar
visual diunduh :http://irfan6undar.files.wordpress.com/2007/09
Pada yang Mana Bisa Menghindar
diantara detak nafas
usia seperti arus air
berjalan tergesa-gesa menuju muara
dan pusaran air itu ketakutanku yang bertanya
: katakan pada-ku
di mana hari bisa kuhindar
saat panah melesat menancap jantung
darah berhenti mengalir
mengkristal
melengguh
mendesah
hingga pada akhir dengup, bisu
purnama tenggelam di labirin jiwa
menyertakan penyesalan amal buruk kehidupan
dan ketakutan halnya penghambaan ruh
kapilah yang menjerit-jerit
mengetuk pintu-pintu langit
_______________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit, 11.12.09/rev. 12.11.10
Pada yang Mana Bisa Menghindar
diantara detak nafas
usia seperti arus air
berjalan tergesa-gesa menuju muara
dan pusaran air itu ketakutanku yang bertanya
: katakan pada-ku
di mana hari bisa kuhindar
saat panah melesat menancap jantung
darah berhenti mengalir
mengkristal
melengguh
mendesah
hingga pada akhir dengup, bisu
purnama tenggelam di labirin jiwa
menyertakan penyesalan amal buruk kehidupan
dan ketakutan halnya penghambaan ruh
kapilah yang menjerit-jerit
mengetuk pintu-pintu langit
_______________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit, 11.12.09/rev. 12.11.10
Kamis, 21 April 2011
Tentang Keyakinan
Selasa, 19 April 2011
Tobat
lukisan by google
Tobat
Buta jiwa tanpa penghulu
Terejam binasa aib kupangku
Melipat lidah unjungnya sembilu
Nikmat kurasa terkumur dosa
Timang-timang bertuah kata
Beruluk salam meruah bara
Menumpuk-numpuk berkah fana
Gelap sepetak jadilah siksa
Gadai iman demi harta
Niat sembayang tinggal bayang
Luas benar pintu neraka
Pintunya surga sempit kupandang
Duhai Tuhan jauh sesatku
Syukur nikmatMu kusekap nafsu
Timpakan duka sebelum azalku
Biar kurasa jalan tobatku
( @ Imron Tohari _ lifespirit,2008 )
Tobat
Buta jiwa tanpa penghulu
Terejam binasa aib kupangku
Melipat lidah unjungnya sembilu
Nikmat kurasa terkumur dosa
Timang-timang bertuah kata
Beruluk salam meruah bara
Menumpuk-numpuk berkah fana
Gelap sepetak jadilah siksa
Gadai iman demi harta
Niat sembayang tinggal bayang
Luas benar pintu neraka
Pintunya surga sempit kupandang
Duhai Tuhan jauh sesatku
Syukur nikmatMu kusekap nafsu
Timpakan duka sebelum azalku
Biar kurasa jalan tobatku
( @ Imron Tohari _ lifespirit,2008 )
Indonesia Setengah Tiang
lukisan by google
Indonesia Setengah Tiang
Di jaman orba
namamu hantu
bagi mereka yang berhati tirani
Di jaman orba
jasadmu tak tertemu
hingga kini
tinggal detak
"Perjuangan belum berakhir!" Katamu
Disimpan di mana
lagu perjuangan
kebangsaan
kepahlawanan
dahulu kala
Disimpan di mana
Bait sakti garuda pancasila
Mantra pancasila dasar yang lima
Maklumat sakti UUD empat lima
Ooooo... diantara kibar sang saka
negeri kembali carut marut
wajah pemerintahan begitu renta
tubuh-tubuh keadilan bungkuk
tak mampu memanggul beban kejujuran
Kenapa entah
tibatiba pelosok negeri tepuk bergemuruh
tapi darah rakyat terus menetes luka
sementara orang-orang terhormat
berebut teriak
:Jiwaku
Indonesia
Dan ianya, tetesan luka itu
kian menderas, menulis nama
pada nisan
_____________________________________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 26 Juli 2010. rev 5 April 2011 ( Dari kumpulan puisi “Indonesia Setengah Tiang “ )
Inspirasi : Puisi “Peringatan” Wiji Thukul
Indonesia Setengah Tiang
Di jaman orba
namamu hantu
bagi mereka yang berhati tirani
Di jaman orba
jasadmu tak tertemu
hingga kini
tinggal detak
"Perjuangan belum berakhir!" Katamu
Disimpan di mana
lagu perjuangan
kebangsaan
kepahlawanan
dahulu kala
Disimpan di mana
Bait sakti garuda pancasila
Mantra pancasila dasar yang lima
Maklumat sakti UUD empat lima
Ooooo... diantara kibar sang saka
negeri kembali carut marut
wajah pemerintahan begitu renta
tubuh-tubuh keadilan bungkuk
tak mampu memanggul beban kejujuran
Kenapa entah
tibatiba pelosok negeri tepuk bergemuruh
tapi darah rakyat terus menetes luka
sementara orang-orang terhormat
berebut teriak
:Jiwaku
Indonesia
Dan ianya, tetesan luka itu
kian menderas, menulis nama
pada nisan
_____________________________________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 26 Juli 2010. rev 5 April 2011 ( Dari kumpulan puisi “Indonesia Setengah Tiang “ )
Inspirasi : Puisi “Peringatan” Wiji Thukul
Langganan:
Postingan (Atom)