lukisan by http://jankarpisek.cz/img/paintings_20056/africky_archetyp.jpg
OBITUARI
Seorang lelaki berjalan tergesagesa menuju tanah lapang yang di atasnya tumbuh rerumputan hijau berbalur embun yang entah kenapa semakin kutatap semakin aku terhisap untuk mengikutinya sampai pada akhirnya aku melihat dengan jelas lelaki berjalan tergesagesa itu tidak lain jiwaku yang lalu telimpuh memeluk epitaf bertulis telah dimakamkan airmata gelisah selama di Dunia.
Di antara hening yang bunyi tak sesuatu benih kebencian bisa tumbuh subur di ladang nurani manakala engkau lihat kelopak kamboja luruh satu demi satu memeluk tanah basah dan ianya mendengar suara kubur berkata bagaimana mungkin selama hidupmu kau bangun muralmural kota di keramaian pikiran dengan mengatasnamakan cinta sedang bahanbahannya engkau ambil dari gudang nafsu ke duniawian dan di dalam kubur hal seperti itu yang menjadikan ruh terpenjara kesakitan yang api.
Di tanah kubur lelaki yang berjalan tergesa-gesa itu yang tiada lain dari jiwaku melihat kelopak kamboja menggenggam erat sebutir embun sisa malam yang dari bibir gelisahnya kelopak kamboja itu membisik dan nyaris tak terdengar dan ianya membicarakan tentang cinta yang katanya tiada sesiapa bisa memahami sebenarbenarnya cinta kecuali jiwa mereka telah terlebih dahulu memahami nyanyian kubur.
@ Imron Tohari _ lifespirit 24 Juni 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar