YANG TERHUKUM*)
“Wahai Tangan Tak Berwujud, banyak aku melakukan kebaikan, kenapa hal ini ditimpakan padaku?.” Kesah lelaki separuh baya datar.
Tiba-tiba, gelegar suara tak berwujud mengkoyak langit jiwa.
“Kebajikan apa hingga Aku tidak harus timpakan ini padamu?!”
“A(a)ku sumbang puluhan tempat ibadat, A(a)ku nafkahi para fakir, dan A(a)ku cukupi kebutuhan anak istriku,” katanya lirih hampir tidak terdengar telinga.
“Itukah yang kamu katakan kebajikan. Sedangkan dirimu merasa agung dengan baju riya’-mu!“ Bentak suara tanpa ujud.
Tiba-tiba keluar darah dari seluruh pori-pori tubuh lelaki itu. Menetes. Dan darah yang menetes tadi berubah menjadi serigala. Mencabik-cabik tubuh lelaki itu yang berusaha kuat menyeru-Nya.
(CERMIN 100 KATA, lifespirit,2012)
*) Beberapa dialog di kutip dari prosa lirik “Simpang Jalan” karya lifespirit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar